Powered by Blogger.

7 Basic Manner ketika bicara dengan orang lain.

    merupakan makhluk sosial yang tidak luput dari berkomunikasi dengan sesamanya. komunikasi yang baik akan menciptaan hubungan sosial yang baik antara sesama manusia. oleh sebab itu sudah seyogyanya setiap manusia memberikan kesan terbaik saat berkomunikasi dengan lawan bicaranya. tak jarang kita menemui hubungan sosial yang retak karena tidak bisa memahami posisi orang lain dalam berkomunikasi. berikut beberapa tips berkomunikasi yang baik dengan orang lain : 

1. ketika pertama kali bertemu jangan ceritakan dirimu berlebihan jika tidak ditanya atau tidak diminta untuk cerita. 
2. beri respon kecil sebagai bentuk menghargai berupa senyuman, anggukan ketika mendengarkan
 3. jangan mengadu nasib ketika orang sedang curhat dengan kita, cukup dengarkan jika kita tidak bisa memberi solusi 
4. rendahkan dan sedikit perlambat suara ketika sedang bicara dengan orang yang lebih tua dari kita 
5. jangan bermain HP atau sibuk sendiri ketika orang sedang mengajak bicara. kalaupun penting dan tidak bisa ditinggalkan maka sampaikan supaya tidak menyakiti hati lawan bicara
 6. jka lawan bicara menjawab singkat dan seadanya maka jangan dilanjutkan, bisa jadi orang tersebut enggan membicarakan hal itu atau sedang tidak memiliki waktu untuk bicara
 7. jangan mengkritik seseorang dihadapan umum, cukup sampaikan secara personal

Makalah : Iman Kepada Malaikat


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
 Almalaul a’alaa (kelompok tertinggi) yakni malaikat adalah suatu alam yang halus, termasuk hal-hal yang ghaib, tidak dapat dicapai oleh panca indera. Jadi mereka itu tidak termasuk dalam golongan makhluk yang wujud jasmaniah nya dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan. Mereka hidup dalam suatu alam yang berbeda dengan kahidupan alam semesta yang kita saksikan ini, oleh sebab itu tidak dapat dicapai oleh pandangan kita , yang mengetahui perihal keadaan merela itu dan hakikat yang sebenarnya adalah Allah Ta’ala.
Malaikat itu disucikan dari kesyahwatan-kesyahwatan hayawaniah terhindar sama sekali dari keinginan-keinginan hawa nafsu. Terjauh dari perbuatan perbuatan dosa dan salah. Mereka itu tidak seperti manusia yang suka makan, tidur,minu, berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Jadi mereka itu memang mempunyai suatu alam yang tersendiri , berdiri dalam bidangnya sendiri, bebas menurut hal ihwalnya sendiri, tidak dihinggapi oleh sifat yang biasa diterapkan terhadap manusia, misalnya hubungannya dengan kebendaan (materi keduniaan) juga mereka itu mempunyai kekuasaan dapat menjelma dalam rupa manusia atau lain-lain bentuk yang dapat dicapai oleh rasa dan penglihatan. Hal ini jelas sekali sebagaimana kedatangannya Jibril ke tempat Maryam yang saat itu ia menjelmakan dirinya kedalam bentuk dan rupa manusia, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran yang terdapat dalam surat maryam ayat 16-17
وَاذْكُرْ فِى الْكِتَابِ مَرْيَمَ اِذِانْتَبَدَتْ مِنْ اَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا *فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُوْنِهِمْ حِجَابًا فَاَرْسَلْنَا اِلَيْهَا رُوْحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا
“Dan ceritakanlah (kisah) maryam (yang tersebut) dalam al-Quran ketika ia berangkat meninggalkan keluarganya kesuatu tempat yang terletak disebelah timur. ia membuat tabir ( yang melindunginya) dari mereka. kemudian Kami (Allah) mengutus Ruh Kami (Jibril) kepadanya, maka ia menjelma dihadapannya (sebaai seorang) manusia yang sebenarnya.”
Malaikat itu dalam penciptaan nya ada tafawut atau perbedaannya. Sebagaimana jua perbedaan mereka dalam hal kedudukan, pangkat, dan sebagainya yang itu semua hanya dimaklumi oleh Allah SWT. sebagaimana Firman Allah dalam QS Fatir ayat 1 yang artinya: “Segenap puji bagi Allah maha pencipta langit dan bumi yang membuat malaikat sebagai utusan-utusan yang mempunyai sayap-sayao, ada yang dua, tiga, atau empat. Allah menambahkan pada ciptaanNya apa yang dikehendakiNya,sesungguhnya Allah itu adalah maha kuasa atas segala sesuatu.”
Maksudnya ialah bahwa Allah ta’ala itu menciptakan malaikat berupa makhluk yang bersayap dan diantaranya ada yang bersayap dua buah, tiga buah, empat buah dan ada pula yang lebih dari itu. Semua ini menunjukan nilai dan selisihnya kepangkatan disisi Allah ta’ala. Juga tentang kekuasaannya cepat atau lambatnya dalam berpindah dari satu tempat ketempat lainnya. Perlu dimaklumi bahwa perihal sayap malaikta itu adalah termasuk soal-soal ghaib yang kita diwajibkan untuk mempercayainya, tetapi tanpa membalas sebagaimana keadaan, sifat, bentuk, warna, dan lain-lain sebab memang kita tidak diperintah untuk mengetahui hal-hal seperti itu,sedangkan Rasulullah Saw sendiripun tidak memberitahukan sedikitpun mengenai hal itu.
Perihal tempat malaikat, maka Ibnu Katsir berkata: tidak satu malaikat pun, melainkan ia pasti mempunyai sebuah tempat yang khusus ada dilangit, juga kediaman yang tentu untuk  melaksanakan peribadatan kepada Tuhan. Tempat kediaman ini tidak akan dilaluinyab atau dilewati dari batas yang dikhususkan.
B.     Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Bagaimana penciptaan malaikat dan perbedaannya dengan manusia?
2.      Bagaimana hadits-hadits yang menjelaskan mengenai malaikat?
C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Memaparkan penciptaan malaikat dan perbedaan nya dengan manusia
2.      Memaparkan hadits- hadits mengenai malaikat.
D.    Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Menambah wawasan mengenai penciptaan malaikat dan perbedaan nya dengan manusia
2.      Menambah referensi mengenai hadits-hadits yang berkaitan dengan malaikat.













BAB II
PEMBAHASAN
A.    Penciptaan Malaikat
Allah SWT menciptakan malaikat itu dari pada nur (cahaya) sebagaimana Dia menciptakan Nabi Adam dari pada tanah liat, juga sebagaimama menciptakan jin dari pada api. Sebagaimana dalam sebuah hadits
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صلعم خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُوْرٍ وَ خُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ اَدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ (رواه مسلم)
Dari Aisyah mudah-mudahan Allah meridhoi kepadanya ia berkata: telah bersabda Rasulullah Saw malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan padamu semua. (HR. Muslim)
Tempat kediaman malaikat itu ada dilangit, tetapi mereka itu dapat pula turun dari langit itu dengan perintah Allah SWT. dan Allah mencipatakan malaikat itu lebih dari dulu dari pada menciptakan manusia. Sebelum itu Allah ta’ala memang telah memberitahukan kepada seluruh malaikat bahwa manusia itu hendak diciptakan untuk dijadikan sebagai khalifah (pengganti) diatas permukaan bumi ini.
Adapun mengenai perbedaan nya dengan manusia adalah keutamaan manusia melebihi malaikat yang terang dan jelas ialah bahwa manusia itu lebih utama dan lebih mulia dari pada malaikat, sebagaimana yang nyata tentang kelemahan malaikat itu untuk menjawab berbagai pertanyaan yang dikemukakan oleh Allah SWT kepada mereka itu mengenai nama-nama benda yang tertentu, sedangkan Adam dapat memberikan jawabannya dengan tepat dan benar. Jadi Allah telah memuliakan manusia itu dengan mengaruniakan ilmu pengetahuan yang tidak diberikan kepada malaikat itu, juga manusia itu diberi keistimewaan untuk mengenal, mengetahui dan mema’rifati bermacam-macam benda dan barang. Selain itu Allah Allah pernah memerintahkan kepada malaikat itu untuk memberi penghormatan kepada Adam, hal ini rasanya cukup sebagai bukti bahwa Allah SWT sengaja menunjukan bahwa memang manusialah yang dianggap lebih utama dam lebih mulia dari malaikat itu sendiri.
Dari sudut lain, kitapun dapat mengetahui bahwa ketaatan yang diberikan oleh malaikat adalah suatu hal yang terjadi secara otomatis (dengan sendirinya), juga mereka meninggalkan kemaksiatan itupun tidakperlu dengan menekan jiwa atau diusahakan dengan sesungguh-sungguhnya. Jadi tanpa dipaksa-dipaksakanpun sudah dapat menghindarkan diri dari kemaksiatan itu, karena memang tidak ada kesyahwatan mereka.
Oleh sebab itu, manapun yang dapat dinamakan keutamaan bagi golongan malaikat itu dalam hal ketaatan dan kebaktian, juga dalam meningalkan kemaksiatan sedangkan kedua hal tersebut mereka laksanakan sebagai suatu hal yang sudah semestinya berjalan sedemikian itu. Jadi tidak ubahnya dengan berkembang-kempisnya jantung, mengalirkan darah dan gerakan kedua paru-paru ketika bernafas. Sedangkan manusia tidak seenak itu dalam cara beribadat, berbakti serta meninggalkan kemaksiatan dan berbuat dosa. Ia harus berjuang dengan segenap tenaga dan jiwa, melawan kehendak hawa nafsu, memerangi ajakan syaitan, memaksakan diri untuk melakukan ketaatan dan bekerja keras guna menyempurnakan kesucian jiwa,meluhurkan ruh dan membersihkan hati,baik ia melakukan itu denan senang hati atau hanya terdorong oleh rasa takut pada siksa.
B.     Hadits-hadits yang berkaitan dengan Malaikat
1.      Tabiat Malaikat yang senantiasa patuh kepada Allah SWT
اِذَا قَضَى اللّهُ الْاَمْرَ فِى السَّمَاءِ ضَرَبَتِ الْمَلاَئِكَةِ بِاَجْنِحَتِهَا خُضْعَانًا لِقَوْلِهِ كَاَنَّهُ صَلْصَلَةٌ عَلَى صَفْوَانٍ فَاِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوْبِهِمْ قَالُوْا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ ؟ قَالَ اَلْحَقُّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيْرُ (رواه البخارئ
            Apabila Allah menentukan suatu keputusan di langit, maka semua malaikat itu memukulkan sayap-sayapnya karena tunduk pada firmanNya, yang seolah-olah sebagai suatu bunyi-bunyian yang nyaring diatas sebuah batu yang licin. Selanjutnya apabila telah lenyap ketakutan itu dari hati mereka, merekapun berkata : “apakah yang diucapkan oleh tuhanmu?” jawabnya “kebenaran dan Dia adalah Maha luhur lagi maha Besar”. (HR. Bukhori)
2.      Tafawut (perbedaan) malaikat dengan manusia
عَنْ اِبنُ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صلعم رَاَى رَسُوْلُ اللّهِ صلعم جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَلاَمُ لَهُ سِّتُمِائَةٍ جَنَاحٍ  (رواه مسلم)
Dari Ibnu Mas’ud mudah-mudahan Allah meridhoi kepada keduanya ia berkata : telah bersabda Rasulullah Saw melihat Jibril dan ia mempunyai enam ratus buah sayap (HR. Muslim)
3.      Malaikat yang turun membawa wahyu
عَنْ عَائِشَاةَ رَضِيَ اللّه عَنْهَا قَالَتْ سَاَلَ حَارِثُ بْنِ هِشَامٍ عَلَى رَسُوْلُ اللّه صلعم اَحْيَانًا يَاتِينِى مِثْلَ صَلْصَلَةِ الْجَرَصِ وَهُوَ اَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيَفْصِمُ عَنِّى وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَاقَالَ وَ اَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِيَ الْمَلَكُ رَجُلاً فَيُكَلِّمُنِى فَاَعِى مَا يَقُوْلُ
(رواه البخارئ)
Dari Aisyah Mudah-mudahan Allah meridhoi kepadanya ia berkata bahwasannya Harits bin Hisyam bertanya kepada Rasulullah mengenai cara wahyu turun kepada Rasulullah. Rasulullah menjawab bahwa wahyu kadang kadang turun bagaikan suara nyaring dari lonceng dan itulah yang terberat bagiku. Kemudian suara itu lenyap dari pendengaranku dan aku btelah mengingat apa yang dikatakannya (sudah hafal isinya). Tetapi kadang-kadang malaikat itu menjelma sebagai seorang lelaki, kemudian ia berkata kepdaku dan akupun lalu ingat (hafal) apa yang dikatakannya. (HR. Bukhori)
عَنْ اِبْنُ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صلعم اِنَّ رُوْحَ الْقُدُوْسِ نَفَثَ فَى رَوْعِى اَنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوْتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقَهَا فَا تَّقُوْااللّهَ وَاَجْمِلُوْا فِى الطَّلَبِ (رواه ابن ابى دنيا و حاكم)
             Dari Ibnu Mas’ud mudah-mudahan Allah meridhoi kepadanya ia berkata telah bersabda Rasulullah Saw sesungguhnya Ruh Kudus membisikan dalam kalbuku bahwa seseorang itu tidak akan mati sehingga ia memperoleh cukup dari rezeki yang ditentukan untuknya, aka dari itu takutlah kamu semua kepada Allah dan berbuat baiklah dalam mencari rizki (jangan tamak atau melalui jalan yang tidak halal) (HR. Abidunya dan Hakim)
4.      Peran malaikat : menggiatkan kekuatan rohani yang ada dalam diri manusia dengan mengilhamkan kebaikan dan kebenaran
عَنْ اَبْنُ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللّهَ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللّهٍ صلعم اِنَّ لِشَّيْطَانِ لِمَّةً بِاِبْنِ اَدَمَ وَلِلْمَلَكِ لِمَّةً فَاَمَّا لِمَّةُ الْشَّيْطَانِ فَاِيْعَادٌ بِاشَّرِّ وَتَكْذِيْبٌ بِالْحَقِّ, وَاَمَّا لِمَّةُ الْمَلَكِ فَاِيْعَادٌ بِالْخَيْرِ وَتَصْدِيْقٌ بِالْحَقِّ فَمَنْ وَجَدَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا فَلْيَعْلَمْ اَنَّهُ مِنَ اللّهِ وَلْيَحْمَدِ اللّهَ وَمَنء وَجَدَ الْاُخْرَى  فَلْيَتَعَوَّدْ مِنَ الشَّيْطَانِ ثُمَّ قَرَاَ اَلشَّيْطَانُ يَعِدُكٌمُ الْفَقْرَ وَ يَامُرُكُمْ بالْفَحْشَاءِ وَ اللّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلاً وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Dari Ibnu Mas’ud mudah-mudahan Allah meridhoi kepadanya ia berkata telah bersabda Rasulullah Saw, sesungguhnya syetan itu dapat meggetarkan hati (mengajak hati) anak Adam dan malaikat dapat menggerakan hati (mengajak hati) pula. Adapun ajakan syetan ialah untuk mengulangi kejahatan dan mendustakan kebenaran, sedangkan ajakan malaikat ialah mengulangi kebaikan dan mempercayai kebenaran. Maka barangsiapa yang menemukan (merasa mendapatkan) sesuatu dari ajakan malaikat, hendaklah ia mengerti bahwa yang sedemikian itu adalah dari Karunia Allah maka hendaklah pula memuji kepada Allah itu. Tetapi barangsiapa yang menemukan yang lainnya (yakni ajakan dari syetan), hebdaklah memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syetan.
5.      Doa malaikat untuk orang-orang mukmin
مَامِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ اِلاَّ وَمَلَكَانِ يضدْعُوَانِ يَقُوْلُ اَحَدُهُمَا اللّهُمَّ اَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا وَيَقُوْلُ الْاَخِرُ اللّهُمَّ اَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا (رواه مسلم)
            Pada setiap pagi para hamba Allah pasti disertai dua malaikat yang berdoa. Yang satu berkata : Ya Allah berikanlah kerusakan terhadap orang yang enggan membelanjakan hartanya (untuk bersedekah) sedang yang lainnya berkata : YaAllah berikanlah penggantian terhadap orang yang gemar membelanjakan hartanya untuk kebaikan. (HR. Muslim)

6.      Kehadiran malaikat dalam shalat-shalat shubuh dan ashar setiap hari
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قَالِ قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صلعم فَضْلُ صَلاَةِ الْجَمِيْعِ عَلَى صَلاضةِ الْفَذِ خَمْسٌ وَعِشْرُوْنَ دَرَجَةً وَتَجْتَمِعُ مَلاَئِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلاَئِكَةُ النَّهَارِ فِى صَلاَةِ الْفَجْرِ يَقُوْلُ اَبُو هُرَيْرَةَ اِقْرَاُوْا مَا شِئْتُمْ:
 " اِنَّ قُرْاَنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوْدًا "( رواه البخارئ)
Dari Abu Hurairah mudah-mudahan Allah meridhoi kepadanya ia berkata: telah bersabda Rasulullah Saw, keutamaan shalat berjama’ah melebihi shalat sendirian itu dengan selisih dua puluh lima derajat. Malaikat malam dan malaikat siang itu sama berkumpul pada waktu shalat fajar (shubuh). Abu Hurairah lalu menatakan : Bacalah sekehendakmu ayat yang artinya  “ Dan dirikanlah Shalat Shubuh sesungguhnya shalat shubuh itu disaksikan oleh malaikat” =Qs al Isra 78 (HR. Bukhori)
7.      Turunnya malaikat diwaktu ada bacaan al-Quran
عَنْ اَبِى سَعِيْدِ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ اَنَّ اُسَيْدَ ابْنَ حُضَيْرٍ بَيْنَمَا هُوَ فِى لَيْلَةٍ يَقْرَاُ فِى مَرْبَدِهِ اِذْ جَالَتْ فَرَسُهُ فَقَرَأَ ثُمَّ جَالَتْ اُخْرَى فَقَرَاَ ثُمَّ جَالَتْ اَيْضًا. قَالَ اُسَيْدٌ فَخَشِيْتُ اَنْ تَطَاءَ يَحْيَى فَقُهْتُ اِلَيْهَا فَاِذَا مِثْلَ الظُّلَّةِ فَوْقَ رَاسِي فِيْهَا مِثَالُ السُّرُجِ عَرَجَتْ فِى الْجَوِّ حَتّى مَااَرَاهَا (متفق عليه)
            Diceritakan dari Abu Said Al-Khudri ra, bahwa Usaid bin Hudlair pada suatu malam sedang membaca al-Quran disuatu tempat dekat kandang kudanya, tiba-tiba kudanya itu melompat. Ia diam lalu membaca lagi dan kuda itu melompat pula. Sekali lagi ia diam, lalu membaca lagi dan sekali lagi pula kuda itu melompat. Usaid yang membaca al-Quran itu berkata: oleh karena kuda itu melompat-lompat saja, maka saya takut kalau-kalau nanti mengajak kawanku yang bernama Yahya. Kemudian saya berdiri dan mendekati tempat kuda itu. Tiba-tiba ada suatu benda bagaikan naungan (awan) yang ada diatas kepala, didalamnya tampak bagaikan beberapa pelita bercahaya yang terus naik keatas, sehingga saya tidak dapat melihatnya lagi.( HR. Mutaffaq alaih)


8.      Malaikat membawakan kabar gembira
َنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صلعم قَالَ زَارَ رَجُلٌ اَخًا لَهُ فِى قَرْيَةٍ اُخْرَى فَاَرْصَدَ اللّهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا فَلَمَّا اَتَى عَلَيْهِ قَالَ اَيْنَ تُرِيْدُ؟ قَالَ اُرِيْدُ اَخًا لِيْ فِى هَذِهِ الْقَرْيَةِ قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعُمَةٍ تَرُبُّهَا قَالَ لاَ غَيْرَ اَنِّي اَحْبَبْتُهُ فِى اللّهِ عَزَّ وَ جَلَّ قَالَ فَاِنِّي رَسُوْلُ اللَّهِ صلعم اِلَيكَ بِاَنَّ اللّهَ قَدْ اَحَبّكَ كَمَا اَحْبَبْتَهُ فِيْهِ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah mudah-mudahan Allah meridhoi kepadanya dari Nabi Saw ia berkata ada seorang laki-laki berziarah kepada saudaranya yang berdiam disebuah desa yang lain. Kemudian Allah menurunkan malaikat untuk menghadangnya di jalan. Setelah orang itu datang ditempat malaikat itu, malaikat itupun  bertanya: hendak kemana engkau pergi? Orang tadi menjawab : saya hendak pergi ke tempat saudaraku yang berdiam di desa ini. Malaikat  bertanya lagi : apakah ada suatu kenikamatan dari saudaramu itu yang diberikan padamu yang kau anggap baik (maksudnya: apakah engkau hendak membalas suatu jasa yang sudah diberikan olehnya sehingga engkau terus pergi ketempatnya itu? Orang itu menjawab tidak, hanya sebab saya mencintainya karena mnegharapkan keridhoan Allah Azza wa jalla. Malaikat itu lalu berkata : sesungguhnya akau adalah utusan Allah untuk menemuimu guna menyampaikan bahwa sesungguhnya Allah itu mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu itu. (HR. Muslim)


BAB  III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Malaikat adalah suatu alam yang halus, termasuk hal-hal yang ghaib tidak dapat dicapai oleh panca indera. Malaikat itu diciptakan dari cahaya sebagaimana Allah menciptakan manusia dari tanah liat, juga sebagaimana menciptakan jin dari api. Tempat kediaman malaikat itu ada dilangit tetapi mereka itu dapat pula turun dari langit itu dengan perintah Allah SWT. Perbedaan dengan manusia adalah manusia lebih utama dan lebih mulia dari malaikat sebagaimana yang nyata tentang kelemahan malaikat itu untuk menjawab berbagai pertanyaan yang dikemukakan oleh Allah kepada mereka tentan nama-nama benda yang tertentu. Juga karena ketaatan yangdiberikan oleh malaikat itu adalah suatu hal yang secara otomatis (dengan sendirinya), juga mereka meninggalkan kemaksiatan itupun tidak perlu dengan menekan jiwa atau diusahakan dengan sesungguh-sungguhnya.
Mengenai hadits-hadits yang berkaitan dengan malaika, ada beberapa hadits yang kami temukan yakni yang berkenaan dengan tabiat malaikat yang senantiasa patuh, perbedaan malaikat dengan manusia, malaikat yang turun membawa wahyu, peran malaikat (menggiatkan rohani yang ada dalam diri manusia), doa malaikat untuk orang mukmin, turunnya malaikat ketika ada bacaan al-Quran, dan malaikat membawa kabar gembira.
B.     Saran
Bagi pembaca, hendaknya melakukan penelaahan dan pengkajian terhadap al-Hadits karena al-Hadits merupakan suatu pedoman bagi umat manusia terutama umat Islam maka mempelajari mengenai hadits-hadaits pun menjadi sesuatu yang sangat penting.
Bagi pegiat kajian al-Hadits, tak boleh ada kata menyerah untuk menyelami lautan ilmu yang terkandung dalam al-Hadits. Semakin ia diselami, maka berlian dunia-akhirat dipastikan akan didapatkan.

Makalah : Alam Barzakh


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kehancuran dunia berlangsung selama 40 tahun, sehingga membuat bumi kering dan datar seperti papan. Setelah manusia dan seluruh makhluk hidup mati tertimbun dialam tanah, maka manusia pada saat itu mengalami fase alam Barzakh. Meskipun telah mati, manusia tetap dapat melihat keadaan sekitarnya seperti hancurnya daging, urat, dan tulang pada tubuh. Manusia yang sudah mati juga dapat merasakan sedih, sakit,bahagia, dan dapat mengetahui segala sesuatu yang terjadi di sekelilingnya.
      Al-Quran tidak menerangkan secara pasti mengenai lamanya waktu antara tiupan terompet yang pertama dengan yang kedua. Ada riwayat hadits yang menyatakan bahwa waktunya adalah empat puluh, namun tidak dijelaskan apakah empat puluh hari, empat puluh bulan ataukah empat puluh tahun. Ketika Abu Hurairah RA ditanyakan tentang bilangan tersebut, dia menjawab : “Aku enggan, maksudnya adalah bahwa beliau enggan menanyakannya kepada Rasulullah SAW, atau enggan menjelaskannya kepada sahabat yang lain karena hal itu dianggap tidak banyak manfaatnya.
      Setelah alam semesta hancur sehancur-hancurnya, Allah SWT mengganti bumi dan langit yang sama sekali baru. Dia menciptakan alam yang berbeda dengan alam dunia, yakni alam akhirat. Firman Allah SWT dalam QS Ibrahim ayat 48:
يَوْمَ تُبَدَّلُ الأَرْضُ غَيْرَ الأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ وَبَرَزُواْ للّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan meraka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”
Oleh karena itu, dalam pembahasan makalah ini penulis akan mencoba memaparkan mengenai Alam Barzakh.
B.     Perumusan masalah
Dalam suatu karangan ilmiah haruslah disusun secara sistematis dan runtut sesuai dengan ketentuan yang ada. Maka dari itu perlu menyusun suatu rumusan masalah yang menjadi batu pijakan untuk pembahasan pada makalah ini. Adapun rumusan masalah tersebut ialah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian Alam Barzakh?
2.      Bagaimana perjalanan menuju alam barzakh?
3.      Apa saja yang terjadi di alam barzakh?
C.    Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Memaparkan mengenai pengertian alam barzakh
2.      Memaparkan mengenai perjalanan menuju alam barzakh
3.      Memaparkan mengenai kejadian-kejadian yang terjadi di alam barzakh.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Alam Barzakh
Barzakh artinya yang membatasi dua hal. Dalam hal ini alam barzakh adalah alam pembatas antara alam dunia dan alam akhirat. Alam barzakh dinamakan juga dengan alam kubur. Yang dimaksud dengan alam kubur bukanlah semata kuburan, tetapi alam yang dimasuki oleh setiap yang mneinggal dunia, apakah dia dikuburkan atau tidak dikuburkan. Misalnya jasad Fir’aun meskipun sampai sekarang masih utuh sebagai mummi dan disimpan di museum Tahrir Cairo Mesir, namun tetap tidak bisa terbebas dari alam kubur. Begitu juga jasad-jasad lain baik yang utuh maupun yang hancur tetap saja memasuki alam kubur.
Setelah seseorang memasuki alam kubur, dia akan ditanya oleh malaikat Munkar dan Nakir tentang Tuhan, Agama, dan Nabi-Nya. Orang yang beriman akan menjawab: Tuhanku Allah,agamaku Islam, dan Nabiku Muhammad SAW. Sedangkan orang yang tidak beriman atau orang yang ragu akan mengatakan tidak tahu, lalu dia akan disiksa. Yang menentukan bisa dan tidaknya seseorang menjawab ertanyaan malaikat adalah iman dan amal shalehnya selama hidu didunia. Oleh sebab itu tidak ada ersiaan untuk menjawab ertanyaan itu, kecuali meningkatkan kualitas iman dan memerbanyak amal shaleh untuk mencari keridhoan Allah SWT semata.
B.     Perjalanan menuju Alam Barzakh
Perjalanan menuju alam Barzakh diawali dengan berpisahnya ruh dari jasad manusia. Ini adalah saat yang penting bagi perjalanan manusia selanjutnya. Jika saat pelepasan ruh tersebut seseorang dalam keadaan beriman kepada Allah, maka kehidupan selanjutnya adalah keindahan dan kenikmatan. Kematian dalam iman inilah yang kemudian dikenal dengan istilah husnul khatimah (penutup yang baik).
Namun sebaliknya, jika pelepasan ruh seseorang bersamaan dengan hilangnya iman, maka hal ini akan menjadi awal dari sebuah penderitaan yang panjang dan tidak berkesudahan. Keadaan yang demikian ini kemudian dikenal dengan istilah su'ul khatimah (penutup yang buruk). Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang bertemu Allah (meninggal) sedangkan dia tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka pasti ia masuk surga. Dan tidak akan berbahaya baginya kesalahan sebagaimana jika ia meninggal dalam keadaan musyrik, maka ia akan masuk neraka dan tidak akan bermanfaat kebaikan yang ia lakukan." (HR. Ahmad dengan rijal/nara sumber yang shahih/Majma'uz Zawa'id Juzl hlm. 3)

C.    Kejadian yang terjadi di alam Barzakh
1.      Pertanyaan kubur
Pertayaan kubur merupakan peristiwa yang akan dialami oleh setiap orang yang meninggal dunia. Pertanyaan kubur terjadi sesaat setelah jasad dikuburkan dan para pengantar jenazah, termasuk keluarganya, pulang ke rumah masing-masing.
Ada sebuah hadits menyebutkan
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض اَنَّهُ حَدَّثَهُمْ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِنَّ اْلعَبْدَ اِذَا وُضِعَ فِى قَبْرِهِ وَ تَوَلَّى عَنْهُ اَصْحَابُهُ وَ اِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ اَتَاهُ مَلَكَانِ فَيُقْعِدَانِهِ فَيَقُوْلاَنِ: مَا كُنْتَ تَقُوْلُ فِى هذَا الرَّجُلِ لِمُحَمَّدٍ ص؟ فَاَمَّا اْلمُؤْمِنُ فَيَقُوْلُ: اَشْهَدُ اَنَّهُ عَبْدُ اللهِ وَ رَسُوْلُهُ. فَيُقَالُ لَهُ: اُنْظُرْ اِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ قَدْ اَبْدَلَكَ اللهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنَ اْلجَنَّةِ.فَيَرَاهُمَا جَمِيْعًا.قَالَ وَاَمَّا اْلمُنَافِقُ وَاْلكَافِرُ فَيُقَالُ لَهُ: مَا كُنْتَ تَقُوْلُ فِى هذَا الرَّجُلِ؟ فَيَقُوْلُ: لاَ اَدْرِى، كُنْتُ اَقُوْلُ مَا يَقُوْلُ النَّاسُ. فَيُقَالُ: لاَ دَرَيْتَ وَ لاَ تَلَيْتَ؟ وَ يُضْرَبُ بِمَطَارِقَ مِنْ حَدِيْدٍ ضَرْبَةً فَيَصِيْحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيْهِ غَيْرَ الثَّقَلَيْنِ. البخارى
Dari Anas bin Malik RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya apabila manusia diletakkan dalam quburnya, setelah teman-temannya berpaling dan pergi hingga ia mendengar suara sandal mereka, lalu datanglah kedua malaikat, mendudukkannya dan bertanya kepadanya, “Apa yang dahulu kamu katakan (ketika di dunia) tentang laki-laki ini, yaitu Muhammad SAW?”. Adapun orang mukmin, maka ia menjawab, “Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya”. Maka dikatakan kepadanya, “Lihatlah tempat dudukmu di neraka, Allah telah menggantinya dengan tempat duduk di surga”. Maka ia melihat keduanya. Adapun orang munafiq dan kafir ketika ditanya, “Apa yang dahulu kamu katakan tentang laki-laki ini?”. Ia akan menjawab, “Saya tidak tahu, saya dulu mengatakan apa-apa yang dikatakan oleh orang-orang”. Maka dikatakan kepadanya, “Kamu tidak tahu dan tidak membaca”. Kemudian ia dipukul dengan pemukul dari besi diantara kedua telinganya, lalu ia berteriak sekeras-kerasnya yang didengar oleh apa yang didekatnya selain jin dan manusia”. HR. Bukhari

عَنِ اْلبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: ( يُثَبّتُ اللهُ الَّذِيْنَ امَنُوْا بِاْلقَوْلِ الثَّابِتِ ) قَالَ: نَزَلَتْ فِى عَذَابِ اْلقَبْرِ فَيُقَالُ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُوْلُ رَبّيَ اللهُ وَ نَبِيّى مُحَمَّدٌ ص. فَذلِكَ قَوْلُهُ عَزَّ وَجَلَّ: ( يُثَبّتُ اللهُ الَّذِيْنَ امَنُوْا بِاْلقَوْلِ الثَّابِتِ فِى اْلحَيوةِ الدُّنْيَا وَ فِى اْلاخِرَةِ ). مسلم
Dari Baraa’ bin ‘Aazib dari Nabi SAW beliau membaca “Yutsabbitul-loohul-ladziina aamanuu bil qoulits-tsaabit” (Allah meneguhkan iman orang-orang mukmin dengan ucapan yang teguh). [QS. Ibrahim : 27] Lalu beliau bersabda, “Ayat ini turun mengenai siksa qubur. Ditanyakan kepada orang mukmin, “Siapakah Tuhanmu?”. Ia menjawab, “Tuhanku Allah, dan nabiku Muhammad SAW”. Itulah yang dimaksudkan dengan firman Allah “Allah meneguhkan iman orang-orang mukmin dengan ucapan yang teguh di dalam kehidupan dunia dan akhirat”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2201]
2.      Impitan Kubur
Setelah jenazah diletakan di alam kubur, maka kubur akan mengimpit dan menjepit jenazah. Tidak seorangpun baik mukmin maupun kafir, besar maupun kecil, saleh maupun jahat, dapat menyelamatkan diri dari impitan kubur. Dalam beberapa hadits disebutkan mengenai impitan kubur.
اِنَّ لِلْقَبْرِ ضَغْطَةً لَوْ كَانَ اَحَدٌ مِنْهَا نَاجِيًا لَنَجَا مِنْهَا سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ. احمد و ابن جرير
Sesungguhnya qubur itu mempunyai himpitan. Seandainya ada orang yang terlepas dari padanya, niscaya terlepaslah Sa'ad bin Mu’dz dari padanya. [HR. Ahmad dan Ibnu Jarir]
            Disebutkan dalam hadits lain
            وَ اِنَّ ضَغْطَةَ اْلقَبْرِ عَلَى اْلمُؤْمِنِ كَاْلاُمّ الشَّفِيْقَةِ يَشْكُوْ اِلَيْهَا ابْنُهَا الصُّدَاعَ فَتَغْمَزُ رَأْسَهُ غَمْزًا رَفِيْقًا وَ لكِنْ يَـا عَائِشَةُ وَيْلٌ لِلشَّاكّيْنَ فِى اللهِ كَيْفَ يُضْغَطُوْنَ فِى قُبُوْرِهِمْ كَضَغْطَةِ الصَّخْرَةِ عَلَى اْلبَيْضَةِ. البيهقى و الديلمى
Sesungguhnya himpitan qubur atas mukmin itu, seperti ibu yang sayang, yang anaknya mengadu sakit kepala kepadanya, lalu dipijit olehnya dengan pijitan yang lembut, tetapi, ya 'Aisyah! Celaka orang-orang yang syak tentang Allah! Dengan amat dahsyat akan dihimpit mereka itu di qubur-qubur mereka, sebagaimana himpitan batu gunung yang besar atas sebutir telur. [HR Baihaqi dan Dailami]
3.      Siksa kubur dan kenikmatan kubur
Setiap orang yang lulus dalam ujian alam kubur akan merasakan kenikmatan. Sebaliknya yang tidak lulus akan merasakan azab dan penderitaan. Bagaimana bentuk dan teknis kenikmatan dan siksaan itu tidaklah perlu kita selidiki dan kita bandingkan dengan apa yang didapat di dunia sekarang ini. Karena tentu saja alam kubur yang ghaib, dengan alam dunia yang nyata ini. Tapi yang jelas, kenikmatan dan siksaan itu dirasakan oleh roh dan badan sekaligus. Bukan hanya roh semata, Sayid Sabiq menguti pendapat Ibnul Qayyim sbb: Umat Salaf (dahulu serta para imam imannya berpendapat bahwa jikalau seorang manusia meninggal dunia, maka ia akan mendapat kenikmatan ataupun siksaan. Kedua macam keadaan yakni kenikmatan atau siksaan ini akan dirasakan oleh ruh dan badannya juga. Roh itu sekalipun telah berpisah dengan tubuh nya akan tetapi dapat merasakan kenikmatan atau siksaan itu. Roh itu adakalanya dapat berhubungan kembali dengan tubuhnya, dan dengan demikian maka tubuh bersama sama dengan roh tadi akan sama sama dapat merasakan kenikmatan atau siksaan tersebut.
Bagaimana tubuh yang sudah hancur luluh bahkan sudah bersatu dengan tanah bisa merasakan kenikmatan atau siksaan? Bukankah kalau seseorang duduk memerhatikan jasad Fir’aun yang tidak dikuburkan itu berhari hari, bahkan berbulan bulan sekalipun tidak pernah menyaksikan ada tanda tanda siksaan ada tubuhnya ? bagaimana kita bisa memahami bahwa kenikmatan dan siksaan kubur itu dirasakan bersama antara roh dan jasad seperti yang dikatakan oleh ibnul Qayyim.
Untuk menjawab pertanyaan pertanyaan seperti itu jumhur ulama memberikan jawaban sebagai berikut perihal tidak dapat disaksikan atau tidak membekas sama sekali dalam tubuh mayat itu. Tidak daat digunakan sebagai hujah bahwa hal itu tidak benar-benar sebagaimana yang dilihat. Sebabnya ialah karena hal itu tidaklah bertolak dalam kekuasaan Allah .
kesalahan mendasar orang-orang yang memertanyakan logis tidaknya kenikmatan dan siksaan kubur adalah membandingkan keadaan di alam ghaib dengan keadaan dialam nyata didunia ini, padahal keduanya jelas merupakan dua alam yang sangat berbeda.
Banyak orang yang meragukan akan adanya azab kubur. Siapa saja yang meragukan keberadaannya, maka sama saja tidak mengakui pernyataan Nabi SAW yang mengatakan “sesungguhnya azab kubur itu benar adanya” (HR. Bukhari)
            Dalam hadits lain disebutkan bahwa :
عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ: بَيْنَمَا النَّبِيُّ ص فِى حَائِطٍ لِبَنِى النَّجَّارِ عَلَى بَغْلَةٍ لَهُ وَ نَحْنُ مَعَهُ اِذْ حَادَتْ بِهِ فَكَادَتْ تُلْقِيْهِ وَ اِذَا اَقْبُرٌ سِتَّةٌ اَوْ خَمْسَةٌ اَوْ اَرْبَعَةٌ. (قَالَ: كَذَا كَانَ يَقُوْلُ اْلجُرَيْرِيُّ) فَقَالَ: مَنْ يَعْرِفُ اَصْحَابَ هذِهِ اْلاَقْبُرِ فَقَالَ رَجُلٌ: اَنَا. قَالَ: فَمَتَى مَاتَ هؤُلاَءِ. قَالَ: مَاتُوْا فِى اْلاِشْرَاكِ. فَقَالَ: اِنَّ هذِهِ اْلاُمَّةَ تُبْتَلَى فِى قُبُوْرِهَا فَلَوْلاَ اَنْ لاَ تَدَافَنُوْا لَدَعَوْتُ اللهَ اَنْ يُسْمِعَكُمْ مِنْ عَذَابِ اْلقَبْرِ الَّذِى اَسْمَعُ مِنْهُ، ثُمَّ اَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ. فَقَالَ: تَعَوَّذُوْا بِاللهِ مِنْ عَذَابِ النَّارِ. قَالُوْا: نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ عَذَابِ النَّارِ. فَقَالَ: تَعَوَّذُوْا بِاللهِ مِنْ عَذَابِ اْلقَبْرِ. قَالُوْا: نَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ. قَالَ: تَعَوَّذُوْا بِاللهِ مِنَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَ مَا بَطَنَ. قَالُوْا: نَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَ مَا بَطَنَ. قَالَ: تَعَوَّذُوْا بِاللهِ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ. قَالُوْا: نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ. مسلم
Dari Zaid bin Tsabit, ia berkata : Ketika Nabi SAW berada di kebun banu Najjar dengan mengendarai baghal dan kami bersama beliau, tiba-tiba baghal tersebut berbelok dan lari kencang hampir-hampir melemparkan beliau SAW, lalu berhenti. Dan ternyata di situ ada enam, lima atau empat pusara (demikian yang dikatakan oleh Al-Jurairi). Lalu Nabi SAW bersabda, “Siapa yang mengenal penghuni kubur ini?”. Lalu ada seorang sahabat yang menjawab, “Saya”. Beliau bertanya lagi, “Kapan mereka itu meninggal?”. Sahabat tadi menjawab, “Mereka itu meninggal dalam kemusyrikan”. Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya umat ini akan diuji di dalam kuburnya. Sekiranya aku tidak khawatir bahwa kalian akan takut mengubur (mayat), tentu aku berdoa kepada Allah agar Allah memperdengarkan siksa kubur kepada kalian sebagaimana yang aku dengar”. Kemudian beliau menghadap kepada kami, lalu bersabda, “Mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa neraka!”. Lalu para sahabat berdoa, “Kami berlindung kepada Allah dari siksa neraka”. Beliau bersabda lagi, “Mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur!”. Lalu para sahabat berdoa, “Kami berlindung kepada Allah dari siksa kubur”. Beliau bersabda lagi, “Mohonlah perlindungan kepada Allah dari fitnah-fitnah yang tampak maupun yang tersembunyi!”. Lalu para sahabat berdoa, “Kami berlindung kepada Allah dari fitnah-fitnah yang tampak dan yang tersembunyi”. Beliau bersabda lagi, “Mohonlah perlindungan kepada Allah dari firnah Dajjal!”. Para sahabat berdoa, “Kami berlindung kepada Allah dari fitnah Dajjal”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2199]
adapun Nikmat kubur adalah Allah menciptakan bumi dan mahluk secara berpasangan-pasangan ada langit dan bumi, bulan dan matahari, laki-laki dan perempuan, tua dan muda, dunia dan akhirat, surga dan neraka, siksa kubur dan nikmat kubur, dan seterusnya.
Nikmat atau pahala kubur di berikan kepada orang yang semasa hidupnya bertaqwa kepada Allah, gemar beramal saleh, rajin beribadah, dan kebaikan lainnya. Jelasnya kenikmatan kubur diperoleh lantaran amalan-amalan salehnya selama di dunia. Bukan karena anak istri, harta kekayaan, kedudukan, dan lain-lain yang tidak di niati karena Allah.
            Dari al-Bazzar, bahwasanya Rasulullah saw bersabda:
سبع تجري للعبد وهو في قبره: من علم علما أو كري نهرا أو غرس نخلا أو بني مسجدا أو ورث مصحفا أو ترك ولدا, يستغفر له بعد موته.
“Tujuh macam amalan yang akan terus mendatangkan pahala bagi seorang hamba di dalam kubur ialah orang-orang yang mengajarkan ilmu agama, orang yang mengalirkan sungai, orang yang menggali sumur, orang yang menanam pohon yang berbuah, orang yang membangun masjid, orang yang mewariskan al-Qur’an, orang yang mempuyai anak soleh yang selalu mendo’akan orang tuanya.”
            Hadist Nabi yang diriwatkan oleh imam Muslim:
إذا مات ابن أدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية, أو علم ينتفع به, أو ولد صالح يدعوله.
“Jika seorang anak adam meninggal dunia maka putuslah semua amalnya kecuali tiga perkara: amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang selalu mendo’akan orang tuanya.”


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Alam Barzakh meruakan alam yang menjadi pembatas antara alam dunia dan alam akhirat. Alam Barzakh dikenal juga dengan alam kubur yakni alam yang dimasuki oleh setiap orang yang meninggal dunia, baik ia dikuburkan atau tidak.
Perjalanan menuju alam Barzakh diawali dengan berpisahnya ruh dari jasad manusia. Ini adalah saat yang penting bagi perjalanan manusia selanjutnya. Jika saat pelepasan ruh tersebut seseorang dalam keadaan beriman kepada Allah, maka kehidupan selanjutnya adalah keindahan dan kenikmatan.
Adapun kejadian yang terjadi dialam kubur adalah pertanyaan kubur oleh malaikat Munkar dan Nakir mengenai Tuhan, agama, dan Nabinya. Yang menentukan bisa dan tidaknya seseorang dalam menjawab pertanyaan malaikat adalah iman dan amal shalehnya seseorang, kemudian yang akan terjadi dialam kubur adalah impitan kubur, Setelah jenazah diletakan di alam kubur, maka kubur akan mengimpit dan menjepit jenazah. Tidak seorangpun baik mukmin maupun kafir, besar maupun kecil, saleh maupun jahat, dapat menyelamatkan diri dari impitan kubur. Dan yang akan terjadi ula adalah azab dan siksaan kubur yang keduanya ini akan dirasakan sesuai dengan amal perbuatan yang dilakukan ketika di dunia.
B.     Saran
Dalam memahami pembahasan mengenai alam Barzakh ini tentunya harus menjadi sebuah motivasi yang tinggi bagi kita selaku hamba Allah agar senantiasa mengimani akan kekuasaan Nya, dan tentunya kita sebagai hambaNya mesti mempersiapkan diri untuk menabung bekal di kehidupan selanjutnya.