Powered by Blogger.

Materi Khutbah : Dampak keshalihan wanita di masyarakat

Posted by Al 'ilmu

Dampak Keshalihan Wanita di Masyarakat
الرِّجَالُ قَوَّمُوْنَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَ بِمَا اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتٌ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّهُ وَاللّاتِى تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلاَ تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلاً اِنَّ اللّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagia mereka (laki-laki) atas sebagian lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menfkahkan sebagian harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shaleh adalah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah memelihara mereka. Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, nasehatilah mereka pisahkanlah mereka dari tempat tidur mereka,dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah maha tinggi lagi maha besar. (QS. An-Nisa:34)
                Istri sholehah jelas punya dampak positif dalam menjaga banyak kebaikan dan kehormatan di masyarakat. Istri sholehah bisa menjaga suaminya dari zina dan perselingkuhan yang merupakan madharat besar di tengah-tengah masyarakat. Istri sholehah dalam fungsinya sebagai seorang ibu, bisa menjaga keturunan saleh-slaehah dari pergaulan bebas di tengah tengah masyarakat.
                Dari ayat diatas, istri sholehah itu punya dua sifat yaitu qanitat dan hafidzat. Qanitat artinya rajin berdoa secara terus menerus kepada Allah, taat dan rajin menunaikan shalat dan juga ibadah lainnya. Hafidzat artinya menjaga dan memelihara batasan-batasan Allah yang berkaitan dengan wanita terutama dalam kewajibannya sebagai seorang istri bagi suaminya dan sekaligus ibu bagi anak-anaknya.
                Istri yang Qanitat adalah istri yang melaksanakan shalat lima waktu, tidak meninggalkan shalat sunat (berkesinambungan) rawatib, selalu shalat tahajud dan selalu membaca Al-Quran. Hasil dari semua itu adalah qaulan tsaqilan (lisan yang punya izzah,martabat,dan kewibawaan) terutama dalam memerintahkan dan mengampanyekan kebaikan di dalam rumah tangga dan juga masyarakatnya.
                Allah SWT berfirman,
يَااَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ قُمِ اللَّيْلَ اِلاَّ قَلِيْلاً نِصْفَهُ اَوِنْقُصْ مِنْهُ قَلِيْلاً اَوْزِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاَنَ تَرْتِيْلاً اِنَّا سَنُلْقِيْ عَلَيْكَ قَوْلاً ثَقِيْلاً اِنَّ نَاشَئَةَ اللّيْلِ هِيَ اَشَّدُ وَطْئًا وَاَقْوَمُ قِيْلاً اِنَّ لَكَ فِى النَّهَارِ سَبْحًا طَوِيْلاً وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ اِلَيْهِ تَبْتِيْلاً
                “Wahai orang yang berselimut (muhammad) bangunlah (untuk shalat) di malam hari,kecuali sedikit (yang menunaikannya). Yaitu seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit atau lebih dari seperdua itu, dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang hari punya urusan yang banyak. Sebutlah nama Tuhanmu dan beribadahlah kepadaNya penuh ketekunan.” (QS. Al-Muzammil 1-8)
عَنْ عَبْدُ الرَّحْمَنُ بْنِ عَوْفٍ قَالَ قَالَ رَشُوْلُ اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِذَا صَلَّتِ الْمَرْاَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِضَتْ فَرْجَهَا وَاَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيْلَ لَهَا ادْخُلِيْ الْجَنَّةَ مِنْ اَيِّ اَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
                Dari Abdurrahman bin Auf Rasulullah SAW bersabda, Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (ramadhan), menjaga kemaluannya, dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai. (HR. Ahmad)
                Pembangkangan wanita terhadap kodrat,batasan,kewajiban, dan larangan Allah SWT banyak menyisakan kejahatan diantaranya:
·         nusyuz (durhaka pada suami) sehingga mengakibatkan hilangnya loyalitas ketaatan kepada Allah dan RasulNya yang dititipkan pada suami.
·         Tabarruj
·         Ghibah
·         Anak terlantar
·         Meruntuhkan rumah tangga yang lain
·         Pemimpin yang lepas kontrol
·         Suami-suami yang kesepian
·         Pertengkaran yang dipicu oleh mulut wanita
·         Maraknya perzinahan
·         Pergaulan bebas, dan masih banyak yang lainnya.
Dari sinilah muncul perintah bagi seluruh kaum muslimin yang senantiasa memualiakan dan menjaga harkat martabat wanita sebagai penjaga gawang keluarga,rumah tangga dan juga masyarakatnya.
Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW bersabda,
اسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ فَاِنَّ الْمَرْاَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَاِنَّ اَعْوَجَ شَيْئٍ فِى الضِّلَعِ اَعْلاَهُ فَاِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهُ وَاِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ اَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ

“berbuat baiklah pada para wanita, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk, yang namanya tulang rusuk bagian atasnya itu bengkok. Jika engkau mencoba untuk meluruskannya (dengan kasar) engkau akan mematahkannya, jika engkau membiarkannya maka tetap saja tulang rusuk tersebut bengkok, berbuat baiklah pada para wanita”. (HR. Bukhori dan muslim)

Related Post



Post a Comment