Powered by Blogger.

Makalah : Iman Kepada Malaikat

Posted by Al 'ilmu


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
 Almalaul a’alaa (kelompok tertinggi) yakni malaikat adalah suatu alam yang halus, termasuk hal-hal yang ghaib, tidak dapat dicapai oleh panca indera. Jadi mereka itu tidak termasuk dalam golongan makhluk yang wujud jasmaniah nya dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan. Mereka hidup dalam suatu alam yang berbeda dengan kahidupan alam semesta yang kita saksikan ini, oleh sebab itu tidak dapat dicapai oleh pandangan kita , yang mengetahui perihal keadaan merela itu dan hakikat yang sebenarnya adalah Allah Ta’ala.
Malaikat itu disucikan dari kesyahwatan-kesyahwatan hayawaniah terhindar sama sekali dari keinginan-keinginan hawa nafsu. Terjauh dari perbuatan perbuatan dosa dan salah. Mereka itu tidak seperti manusia yang suka makan, tidur,minu, berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Jadi mereka itu memang mempunyai suatu alam yang tersendiri , berdiri dalam bidangnya sendiri, bebas menurut hal ihwalnya sendiri, tidak dihinggapi oleh sifat yang biasa diterapkan terhadap manusia, misalnya hubungannya dengan kebendaan (materi keduniaan) juga mereka itu mempunyai kekuasaan dapat menjelma dalam rupa manusia atau lain-lain bentuk yang dapat dicapai oleh rasa dan penglihatan. Hal ini jelas sekali sebagaimana kedatangannya Jibril ke tempat Maryam yang saat itu ia menjelmakan dirinya kedalam bentuk dan rupa manusia, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran yang terdapat dalam surat maryam ayat 16-17
وَاذْكُرْ فِى الْكِتَابِ مَرْيَمَ اِذِانْتَبَدَتْ مِنْ اَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا *فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُوْنِهِمْ حِجَابًا فَاَرْسَلْنَا اِلَيْهَا رُوْحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا
“Dan ceritakanlah (kisah) maryam (yang tersebut) dalam al-Quran ketika ia berangkat meninggalkan keluarganya kesuatu tempat yang terletak disebelah timur. ia membuat tabir ( yang melindunginya) dari mereka. kemudian Kami (Allah) mengutus Ruh Kami (Jibril) kepadanya, maka ia menjelma dihadapannya (sebaai seorang) manusia yang sebenarnya.”
Malaikat itu dalam penciptaan nya ada tafawut atau perbedaannya. Sebagaimana jua perbedaan mereka dalam hal kedudukan, pangkat, dan sebagainya yang itu semua hanya dimaklumi oleh Allah SWT. sebagaimana Firman Allah dalam QS Fatir ayat 1 yang artinya: “Segenap puji bagi Allah maha pencipta langit dan bumi yang membuat malaikat sebagai utusan-utusan yang mempunyai sayap-sayao, ada yang dua, tiga, atau empat. Allah menambahkan pada ciptaanNya apa yang dikehendakiNya,sesungguhnya Allah itu adalah maha kuasa atas segala sesuatu.”
Maksudnya ialah bahwa Allah ta’ala itu menciptakan malaikat berupa makhluk yang bersayap dan diantaranya ada yang bersayap dua buah, tiga buah, empat buah dan ada pula yang lebih dari itu. Semua ini menunjukan nilai dan selisihnya kepangkatan disisi Allah ta’ala. Juga tentang kekuasaannya cepat atau lambatnya dalam berpindah dari satu tempat ketempat lainnya. Perlu dimaklumi bahwa perihal sayap malaikta itu adalah termasuk soal-soal ghaib yang kita diwajibkan untuk mempercayainya, tetapi tanpa membalas sebagaimana keadaan, sifat, bentuk, warna, dan lain-lain sebab memang kita tidak diperintah untuk mengetahui hal-hal seperti itu,sedangkan Rasulullah Saw sendiripun tidak memberitahukan sedikitpun mengenai hal itu.
Perihal tempat malaikat, maka Ibnu Katsir berkata: tidak satu malaikat pun, melainkan ia pasti mempunyai sebuah tempat yang khusus ada dilangit, juga kediaman yang tentu untuk  melaksanakan peribadatan kepada Tuhan. Tempat kediaman ini tidak akan dilaluinyab atau dilewati dari batas yang dikhususkan.
B.     Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Bagaimana penciptaan malaikat dan perbedaannya dengan manusia?
2.      Bagaimana hadits-hadits yang menjelaskan mengenai malaikat?
C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Memaparkan penciptaan malaikat dan perbedaan nya dengan manusia
2.      Memaparkan hadits- hadits mengenai malaikat.
D.    Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Menambah wawasan mengenai penciptaan malaikat dan perbedaan nya dengan manusia
2.      Menambah referensi mengenai hadits-hadits yang berkaitan dengan malaikat.













BAB II
PEMBAHASAN
A.    Penciptaan Malaikat
Allah SWT menciptakan malaikat itu dari pada nur (cahaya) sebagaimana Dia menciptakan Nabi Adam dari pada tanah liat, juga sebagaimama menciptakan jin dari pada api. Sebagaimana dalam sebuah hadits
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صلعم خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُوْرٍ وَ خُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ اَدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ (رواه مسلم)
Dari Aisyah mudah-mudahan Allah meridhoi kepadanya ia berkata: telah bersabda Rasulullah Saw malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan padamu semua. (HR. Muslim)
Tempat kediaman malaikat itu ada dilangit, tetapi mereka itu dapat pula turun dari langit itu dengan perintah Allah SWT. dan Allah mencipatakan malaikat itu lebih dari dulu dari pada menciptakan manusia. Sebelum itu Allah ta’ala memang telah memberitahukan kepada seluruh malaikat bahwa manusia itu hendak diciptakan untuk dijadikan sebagai khalifah (pengganti) diatas permukaan bumi ini.
Adapun mengenai perbedaan nya dengan manusia adalah keutamaan manusia melebihi malaikat yang terang dan jelas ialah bahwa manusia itu lebih utama dan lebih mulia dari pada malaikat, sebagaimana yang nyata tentang kelemahan malaikat itu untuk menjawab berbagai pertanyaan yang dikemukakan oleh Allah SWT kepada mereka itu mengenai nama-nama benda yang tertentu, sedangkan Adam dapat memberikan jawabannya dengan tepat dan benar. Jadi Allah telah memuliakan manusia itu dengan mengaruniakan ilmu pengetahuan yang tidak diberikan kepada malaikat itu, juga manusia itu diberi keistimewaan untuk mengenal, mengetahui dan mema’rifati bermacam-macam benda dan barang. Selain itu Allah Allah pernah memerintahkan kepada malaikat itu untuk memberi penghormatan kepada Adam, hal ini rasanya cukup sebagai bukti bahwa Allah SWT sengaja menunjukan bahwa memang manusialah yang dianggap lebih utama dam lebih mulia dari malaikat itu sendiri.
Dari sudut lain, kitapun dapat mengetahui bahwa ketaatan yang diberikan oleh malaikat adalah suatu hal yang terjadi secara otomatis (dengan sendirinya), juga mereka meninggalkan kemaksiatan itupun tidakperlu dengan menekan jiwa atau diusahakan dengan sesungguh-sungguhnya. Jadi tanpa dipaksa-dipaksakanpun sudah dapat menghindarkan diri dari kemaksiatan itu, karena memang tidak ada kesyahwatan mereka.
Oleh sebab itu, manapun yang dapat dinamakan keutamaan bagi golongan malaikat itu dalam hal ketaatan dan kebaktian, juga dalam meningalkan kemaksiatan sedangkan kedua hal tersebut mereka laksanakan sebagai suatu hal yang sudah semestinya berjalan sedemikian itu. Jadi tidak ubahnya dengan berkembang-kempisnya jantung, mengalirkan darah dan gerakan kedua paru-paru ketika bernafas. Sedangkan manusia tidak seenak itu dalam cara beribadat, berbakti serta meninggalkan kemaksiatan dan berbuat dosa. Ia harus berjuang dengan segenap tenaga dan jiwa, melawan kehendak hawa nafsu, memerangi ajakan syaitan, memaksakan diri untuk melakukan ketaatan dan bekerja keras guna menyempurnakan kesucian jiwa,meluhurkan ruh dan membersihkan hati,baik ia melakukan itu denan senang hati atau hanya terdorong oleh rasa takut pada siksa.
B.     Hadits-hadits yang berkaitan dengan Malaikat
1.      Tabiat Malaikat yang senantiasa patuh kepada Allah SWT
اِذَا قَضَى اللّهُ الْاَمْرَ فِى السَّمَاءِ ضَرَبَتِ الْمَلاَئِكَةِ بِاَجْنِحَتِهَا خُضْعَانًا لِقَوْلِهِ كَاَنَّهُ صَلْصَلَةٌ عَلَى صَفْوَانٍ فَاِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوْبِهِمْ قَالُوْا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ ؟ قَالَ اَلْحَقُّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيْرُ (رواه البخارئ
            Apabila Allah menentukan suatu keputusan di langit, maka semua malaikat itu memukulkan sayap-sayapnya karena tunduk pada firmanNya, yang seolah-olah sebagai suatu bunyi-bunyian yang nyaring diatas sebuah batu yang licin. Selanjutnya apabila telah lenyap ketakutan itu dari hati mereka, merekapun berkata : “apakah yang diucapkan oleh tuhanmu?” jawabnya “kebenaran dan Dia adalah Maha luhur lagi maha Besar”. (HR. Bukhori)
2.      Tafawut (perbedaan) malaikat dengan manusia
عَنْ اِبنُ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صلعم رَاَى رَسُوْلُ اللّهِ صلعم جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَلاَمُ لَهُ سِّتُمِائَةٍ جَنَاحٍ  (رواه مسلم)
Dari Ibnu Mas’ud mudah-mudahan Allah meridhoi kepada keduanya ia berkata : telah bersabda Rasulullah Saw melihat Jibril dan ia mempunyai enam ratus buah sayap (HR. Muslim)
3.      Malaikat yang turun membawa wahyu
عَنْ عَائِشَاةَ رَضِيَ اللّه عَنْهَا قَالَتْ سَاَلَ حَارِثُ بْنِ هِشَامٍ عَلَى رَسُوْلُ اللّه صلعم اَحْيَانًا يَاتِينِى مِثْلَ صَلْصَلَةِ الْجَرَصِ وَهُوَ اَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيَفْصِمُ عَنِّى وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَاقَالَ وَ اَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِيَ الْمَلَكُ رَجُلاً فَيُكَلِّمُنِى فَاَعِى مَا يَقُوْلُ
(رواه البخارئ)
Dari Aisyah Mudah-mudahan Allah meridhoi kepadanya ia berkata bahwasannya Harits bin Hisyam bertanya kepada Rasulullah mengenai cara wahyu turun kepada Rasulullah. Rasulullah menjawab bahwa wahyu kadang kadang turun bagaikan suara nyaring dari lonceng dan itulah yang terberat bagiku. Kemudian suara itu lenyap dari pendengaranku dan aku btelah mengingat apa yang dikatakannya (sudah hafal isinya). Tetapi kadang-kadang malaikat itu menjelma sebagai seorang lelaki, kemudian ia berkata kepdaku dan akupun lalu ingat (hafal) apa yang dikatakannya. (HR. Bukhori)
عَنْ اِبْنُ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صلعم اِنَّ رُوْحَ الْقُدُوْسِ نَفَثَ فَى رَوْعِى اَنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوْتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقَهَا فَا تَّقُوْااللّهَ وَاَجْمِلُوْا فِى الطَّلَبِ (رواه ابن ابى دنيا و حاكم)
             Dari Ibnu Mas’ud mudah-mudahan Allah meridhoi kepadanya ia berkata telah bersabda Rasulullah Saw sesungguhnya Ruh Kudus membisikan dalam kalbuku bahwa seseorang itu tidak akan mati sehingga ia memperoleh cukup dari rezeki yang ditentukan untuknya, aka dari itu takutlah kamu semua kepada Allah dan berbuat baiklah dalam mencari rizki (jangan tamak atau melalui jalan yang tidak halal) (HR. Abidunya dan Hakim)
4.      Peran malaikat : menggiatkan kekuatan rohani yang ada dalam diri manusia dengan mengilhamkan kebaikan dan kebenaran
عَنْ اَبْنُ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللّهَ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللّهٍ صلعم اِنَّ لِشَّيْطَانِ لِمَّةً بِاِبْنِ اَدَمَ وَلِلْمَلَكِ لِمَّةً فَاَمَّا لِمَّةُ الْشَّيْطَانِ فَاِيْعَادٌ بِاشَّرِّ وَتَكْذِيْبٌ بِالْحَقِّ, وَاَمَّا لِمَّةُ الْمَلَكِ فَاِيْعَادٌ بِالْخَيْرِ وَتَصْدِيْقٌ بِالْحَقِّ فَمَنْ وَجَدَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا فَلْيَعْلَمْ اَنَّهُ مِنَ اللّهِ وَلْيَحْمَدِ اللّهَ وَمَنء وَجَدَ الْاُخْرَى  فَلْيَتَعَوَّدْ مِنَ الشَّيْطَانِ ثُمَّ قَرَاَ اَلشَّيْطَانُ يَعِدُكٌمُ الْفَقْرَ وَ يَامُرُكُمْ بالْفَحْشَاءِ وَ اللّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلاً وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Dari Ibnu Mas’ud mudah-mudahan Allah meridhoi kepadanya ia berkata telah bersabda Rasulullah Saw, sesungguhnya syetan itu dapat meggetarkan hati (mengajak hati) anak Adam dan malaikat dapat menggerakan hati (mengajak hati) pula. Adapun ajakan syetan ialah untuk mengulangi kejahatan dan mendustakan kebenaran, sedangkan ajakan malaikat ialah mengulangi kebaikan dan mempercayai kebenaran. Maka barangsiapa yang menemukan (merasa mendapatkan) sesuatu dari ajakan malaikat, hendaklah ia mengerti bahwa yang sedemikian itu adalah dari Karunia Allah maka hendaklah pula memuji kepada Allah itu. Tetapi barangsiapa yang menemukan yang lainnya (yakni ajakan dari syetan), hebdaklah memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syetan.
5.      Doa malaikat untuk orang-orang mukmin
مَامِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ اِلاَّ وَمَلَكَانِ يضدْعُوَانِ يَقُوْلُ اَحَدُهُمَا اللّهُمَّ اَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا وَيَقُوْلُ الْاَخِرُ اللّهُمَّ اَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا (رواه مسلم)
            Pada setiap pagi para hamba Allah pasti disertai dua malaikat yang berdoa. Yang satu berkata : Ya Allah berikanlah kerusakan terhadap orang yang enggan membelanjakan hartanya (untuk bersedekah) sedang yang lainnya berkata : YaAllah berikanlah penggantian terhadap orang yang gemar membelanjakan hartanya untuk kebaikan. (HR. Muslim)

6.      Kehadiran malaikat dalam shalat-shalat shubuh dan ashar setiap hari
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قَالِ قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صلعم فَضْلُ صَلاَةِ الْجَمِيْعِ عَلَى صَلاضةِ الْفَذِ خَمْسٌ وَعِشْرُوْنَ دَرَجَةً وَتَجْتَمِعُ مَلاَئِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلاَئِكَةُ النَّهَارِ فِى صَلاَةِ الْفَجْرِ يَقُوْلُ اَبُو هُرَيْرَةَ اِقْرَاُوْا مَا شِئْتُمْ:
 " اِنَّ قُرْاَنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوْدًا "( رواه البخارئ)
Dari Abu Hurairah mudah-mudahan Allah meridhoi kepadanya ia berkata: telah bersabda Rasulullah Saw, keutamaan shalat berjama’ah melebihi shalat sendirian itu dengan selisih dua puluh lima derajat. Malaikat malam dan malaikat siang itu sama berkumpul pada waktu shalat fajar (shubuh). Abu Hurairah lalu menatakan : Bacalah sekehendakmu ayat yang artinya  “ Dan dirikanlah Shalat Shubuh sesungguhnya shalat shubuh itu disaksikan oleh malaikat” =Qs al Isra 78 (HR. Bukhori)
7.      Turunnya malaikat diwaktu ada bacaan al-Quran
عَنْ اَبِى سَعِيْدِ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ اَنَّ اُسَيْدَ ابْنَ حُضَيْرٍ بَيْنَمَا هُوَ فِى لَيْلَةٍ يَقْرَاُ فِى مَرْبَدِهِ اِذْ جَالَتْ فَرَسُهُ فَقَرَأَ ثُمَّ جَالَتْ اُخْرَى فَقَرَاَ ثُمَّ جَالَتْ اَيْضًا. قَالَ اُسَيْدٌ فَخَشِيْتُ اَنْ تَطَاءَ يَحْيَى فَقُهْتُ اِلَيْهَا فَاِذَا مِثْلَ الظُّلَّةِ فَوْقَ رَاسِي فِيْهَا مِثَالُ السُّرُجِ عَرَجَتْ فِى الْجَوِّ حَتّى مَااَرَاهَا (متفق عليه)
            Diceritakan dari Abu Said Al-Khudri ra, bahwa Usaid bin Hudlair pada suatu malam sedang membaca al-Quran disuatu tempat dekat kandang kudanya, tiba-tiba kudanya itu melompat. Ia diam lalu membaca lagi dan kuda itu melompat pula. Sekali lagi ia diam, lalu membaca lagi dan sekali lagi pula kuda itu melompat. Usaid yang membaca al-Quran itu berkata: oleh karena kuda itu melompat-lompat saja, maka saya takut kalau-kalau nanti mengajak kawanku yang bernama Yahya. Kemudian saya berdiri dan mendekati tempat kuda itu. Tiba-tiba ada suatu benda bagaikan naungan (awan) yang ada diatas kepala, didalamnya tampak bagaikan beberapa pelita bercahaya yang terus naik keatas, sehingga saya tidak dapat melihatnya lagi.( HR. Mutaffaq alaih)


8.      Malaikat membawakan kabar gembira
َنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صلعم قَالَ زَارَ رَجُلٌ اَخًا لَهُ فِى قَرْيَةٍ اُخْرَى فَاَرْصَدَ اللّهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا فَلَمَّا اَتَى عَلَيْهِ قَالَ اَيْنَ تُرِيْدُ؟ قَالَ اُرِيْدُ اَخًا لِيْ فِى هَذِهِ الْقَرْيَةِ قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعُمَةٍ تَرُبُّهَا قَالَ لاَ غَيْرَ اَنِّي اَحْبَبْتُهُ فِى اللّهِ عَزَّ وَ جَلَّ قَالَ فَاِنِّي رَسُوْلُ اللَّهِ صلعم اِلَيكَ بِاَنَّ اللّهَ قَدْ اَحَبّكَ كَمَا اَحْبَبْتَهُ فِيْهِ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah mudah-mudahan Allah meridhoi kepadanya dari Nabi Saw ia berkata ada seorang laki-laki berziarah kepada saudaranya yang berdiam disebuah desa yang lain. Kemudian Allah menurunkan malaikat untuk menghadangnya di jalan. Setelah orang itu datang ditempat malaikat itu, malaikat itupun  bertanya: hendak kemana engkau pergi? Orang tadi menjawab : saya hendak pergi ke tempat saudaraku yang berdiam di desa ini. Malaikat  bertanya lagi : apakah ada suatu kenikamatan dari saudaramu itu yang diberikan padamu yang kau anggap baik (maksudnya: apakah engkau hendak membalas suatu jasa yang sudah diberikan olehnya sehingga engkau terus pergi ketempatnya itu? Orang itu menjawab tidak, hanya sebab saya mencintainya karena mnegharapkan keridhoan Allah Azza wa jalla. Malaikat itu lalu berkata : sesungguhnya akau adalah utusan Allah untuk menemuimu guna menyampaikan bahwa sesungguhnya Allah itu mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu itu. (HR. Muslim)


BAB  III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Malaikat adalah suatu alam yang halus, termasuk hal-hal yang ghaib tidak dapat dicapai oleh panca indera. Malaikat itu diciptakan dari cahaya sebagaimana Allah menciptakan manusia dari tanah liat, juga sebagaimana menciptakan jin dari api. Tempat kediaman malaikat itu ada dilangit tetapi mereka itu dapat pula turun dari langit itu dengan perintah Allah SWT. Perbedaan dengan manusia adalah manusia lebih utama dan lebih mulia dari malaikat sebagaimana yang nyata tentang kelemahan malaikat itu untuk menjawab berbagai pertanyaan yang dikemukakan oleh Allah kepada mereka tentan nama-nama benda yang tertentu. Juga karena ketaatan yangdiberikan oleh malaikat itu adalah suatu hal yang secara otomatis (dengan sendirinya), juga mereka meninggalkan kemaksiatan itupun tidak perlu dengan menekan jiwa atau diusahakan dengan sesungguh-sungguhnya.
Mengenai hadits-hadits yang berkaitan dengan malaika, ada beberapa hadits yang kami temukan yakni yang berkenaan dengan tabiat malaikat yang senantiasa patuh, perbedaan malaikat dengan manusia, malaikat yang turun membawa wahyu, peran malaikat (menggiatkan rohani yang ada dalam diri manusia), doa malaikat untuk orang mukmin, turunnya malaikat ketika ada bacaan al-Quran, dan malaikat membawa kabar gembira.
B.     Saran
Bagi pembaca, hendaknya melakukan penelaahan dan pengkajian terhadap al-Hadits karena al-Hadits merupakan suatu pedoman bagi umat manusia terutama umat Islam maka mempelajari mengenai hadits-hadaits pun menjadi sesuatu yang sangat penting.
Bagi pegiat kajian al-Hadits, tak boleh ada kata menyerah untuk menyelami lautan ilmu yang terkandung dalam al-Hadits. Semakin ia diselami, maka berlian dunia-akhirat dipastikan akan didapatkan.

Related Post



Post a Comment