BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Almalaul a’alaa (kelompok
tertinggi) yakni malaikat adalah suatu alam yang halus, termasuk hal-hal yang
ghaib, tidak dapat dicapai oleh panca indera. Jadi mereka itu tidak termasuk
dalam golongan makhluk yang wujud jasmaniah nya dapat dilihat, didengar, diraba,
dicium dan dirasakan. Mereka hidup dalam suatu alam yang berbeda dengan
kahidupan alam semesta yang kita saksikan ini, oleh sebab itu tidak dapat
dicapai oleh pandangan kita , yang mengetahui perihal keadaan merela itu dan
hakikat yang sebenarnya adalah Allah Ta’ala.
Malaikat itu disucikan dari kesyahwatan-kesyahwatan hayawaniah
terhindar sama sekali dari keinginan-keinginan hawa nafsu. Terjauh dari
perbuatan perbuatan dosa dan salah. Mereka itu tidak seperti manusia yang suka
makan, tidur,minu, berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Jadi mereka itu
memang mempunyai suatu alam yang tersendiri , berdiri dalam bidangnya sendiri,
bebas menurut hal ihwalnya sendiri, tidak dihinggapi oleh sifat yang biasa
diterapkan terhadap manusia, misalnya hubungannya dengan kebendaan (materi
keduniaan) juga mereka itu mempunyai kekuasaan dapat menjelma dalam rupa
manusia atau lain-lain bentuk yang dapat dicapai oleh rasa dan penglihatan. Hal
ini jelas sekali sebagaimana kedatangannya Jibril ke tempat Maryam yang saat
itu ia menjelmakan dirinya kedalam bentuk dan rupa manusia, sebagaimana yang
disebutkan dalam Al-Quran yang terdapat dalam surat maryam ayat 16-17
وَاذْكُرْ فِى
الْكِتَابِ مَرْيَمَ اِذِانْتَبَدَتْ مِنْ اَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا
*فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُوْنِهِمْ حِجَابًا فَاَرْسَلْنَا اِلَيْهَا رُوْحَنَا
فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا
“Dan ceritakanlah (kisah) maryam
(yang tersebut) dalam al-Quran ketika ia berangkat meninggalkan keluarganya
kesuatu tempat yang terletak disebelah timur. ia membuat tabir ( yang
melindunginya) dari mereka. kemudian Kami (Allah) mengutus Ruh Kami (Jibril)
kepadanya, maka ia menjelma dihadapannya (sebaai seorang) manusia yang
sebenarnya.”
Malaikat itu dalam penciptaan nya ada tafawut atau perbedaannya.
Sebagaimana jua perbedaan mereka dalam hal kedudukan, pangkat, dan sebagainya
yang itu semua hanya dimaklumi oleh Allah SWT. sebagaimana Firman Allah dalam
QS Fatir ayat 1 yang artinya: “Segenap puji bagi Allah maha pencipta langit
dan bumi yang membuat malaikat sebagai utusan-utusan yang mempunyai
sayap-sayao, ada yang dua, tiga, atau empat. Allah menambahkan pada ciptaanNya
apa yang dikehendakiNya,sesungguhnya Allah itu adalah maha kuasa atas segala
sesuatu.”
Maksudnya ialah bahwa Allah ta’ala itu menciptakan malaikat berupa
makhluk yang bersayap dan diantaranya ada yang bersayap dua buah, tiga buah,
empat buah dan ada pula yang lebih dari itu. Semua ini menunjukan nilai dan
selisihnya kepangkatan disisi Allah ta’ala. Juga tentang kekuasaannya cepat
atau lambatnya dalam berpindah dari satu tempat ketempat lainnya. Perlu
dimaklumi bahwa perihal sayap malaikta itu adalah termasuk soal-soal ghaib yang
kita diwajibkan untuk mempercayainya, tetapi tanpa membalas sebagaimana
keadaan, sifat, bentuk, warna, dan lain-lain sebab memang kita tidak diperintah
untuk mengetahui hal-hal seperti itu,sedangkan Rasulullah Saw sendiripun tidak
memberitahukan sedikitpun mengenai hal itu.
Perihal tempat malaikat, maka Ibnu Katsir berkata: tidak satu
malaikat pun, melainkan ia pasti mempunyai sebuah tempat yang khusus ada
dilangit, juga kediaman yang tentu untuk melaksanakan peribadatan kepada Tuhan. Tempat
kediaman ini tidak akan dilaluinyab atau dilewati dari batas yang dikhususkan.
B.
Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Bagaimana
penciptaan malaikat dan perbedaannya dengan manusia?
2.
Bagaimana
hadits-hadits yang menjelaskan mengenai malaikat?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Memaparkan
penciptaan malaikat dan perbedaan nya dengan manusia
2.
Memaparkan
hadits- hadits mengenai malaikat.
D.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Menambah
wawasan mengenai penciptaan malaikat dan perbedaan nya dengan manusia
2.
Menambah
referensi mengenai hadits-hadits yang berkaitan dengan malaikat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penciptaan Malaikat
Allah SWT menciptakan malaikat itu dari pada nur (cahaya)
sebagaimana Dia menciptakan Nabi Adam dari pada tanah liat, juga sebagaimama
menciptakan jin dari pada api. Sebagaimana dalam sebuah hadits
عَنْ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صلعم خُلِقَتِ
الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُوْرٍ وَ خُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ
اَدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ (رواه مسلم)
Dari Aisyah mudah-mudahan Allah meridhoi kepadanya ia berkata:
telah bersabda Rasulullah Saw malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin
diciptakan dari nyala api, dan adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan
padamu semua. (HR. Muslim)
Tempat kediaman malaikat itu ada dilangit, tetapi mereka itu dapat
pula turun dari langit itu dengan perintah Allah SWT. dan Allah mencipatakan
malaikat itu lebih dari dulu dari pada menciptakan manusia. Sebelum itu Allah
ta’ala memang telah memberitahukan kepada seluruh malaikat bahwa manusia itu
hendak diciptakan untuk dijadikan sebagai khalifah (pengganti) diatas permukaan
bumi ini.
Adapun mengenai perbedaan nya dengan manusia adalah keutamaan
manusia melebihi malaikat yang terang dan jelas ialah bahwa manusia itu lebih
utama dan lebih mulia dari pada malaikat, sebagaimana yang nyata tentang
kelemahan malaikat itu untuk menjawab berbagai pertanyaan yang dikemukakan oleh
Allah SWT kepada mereka itu mengenai nama-nama benda yang tertentu, sedangkan
Adam dapat memberikan jawabannya dengan tepat dan benar. Jadi Allah telah
memuliakan manusia itu dengan mengaruniakan ilmu pengetahuan yang tidak
diberikan kepada malaikat itu, juga manusia itu diberi keistimewaan untuk
mengenal, mengetahui dan mema’rifati bermacam-macam benda dan barang. Selain
itu Allah Allah pernah memerintahkan kepada malaikat itu untuk memberi
penghormatan kepada Adam, hal ini rasanya cukup sebagai bukti bahwa Allah SWT
sengaja menunjukan bahwa memang manusialah yang dianggap lebih utama dam lebih
mulia dari malaikat itu sendiri.
Dari sudut lain, kitapun dapat mengetahui bahwa ketaatan yang
diberikan oleh malaikat adalah suatu hal yang terjadi secara otomatis (dengan
sendirinya), juga mereka meninggalkan kemaksiatan itupun tidakperlu dengan
menekan jiwa atau diusahakan dengan sesungguh-sungguhnya. Jadi tanpa
dipaksa-dipaksakanpun sudah dapat menghindarkan diri dari kemaksiatan itu,
karena memang tidak ada kesyahwatan mereka.
Oleh sebab itu, manapun yang dapat dinamakan keutamaan bagi
golongan malaikat itu dalam hal ketaatan dan kebaktian, juga dalam meningalkan
kemaksiatan sedangkan kedua hal tersebut mereka laksanakan sebagai suatu hal
yang sudah semestinya berjalan sedemikian itu. Jadi tidak ubahnya dengan
berkembang-kempisnya jantung, mengalirkan darah dan gerakan kedua paru-paru
ketika bernafas. Sedangkan manusia tidak seenak itu dalam cara beribadat,
berbakti serta meninggalkan kemaksiatan dan berbuat dosa. Ia harus berjuang
dengan segenap tenaga dan jiwa, melawan kehendak hawa nafsu, memerangi ajakan
syaitan, memaksakan diri untuk melakukan ketaatan dan bekerja keras guna
menyempurnakan kesucian jiwa,meluhurkan ruh dan membersihkan hati,baik ia
melakukan itu denan senang hati atau hanya terdorong oleh rasa takut pada
siksa.
B.
Hadits-hadits yang berkaitan dengan Malaikat
1. Tabiat Malaikat yang senantiasa patuh kepada Allah SWT
اِذَا قَضَى اللّهُ
الْاَمْرَ فِى السَّمَاءِ ضَرَبَتِ الْمَلاَئِكَةِ بِاَجْنِحَتِهَا خُضْعَانًا
لِقَوْلِهِ كَاَنَّهُ صَلْصَلَةٌ عَلَى صَفْوَانٍ فَاِذَا فُزِّعَ عَنْ
قُلُوْبِهِمْ قَالُوْا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ ؟ قَالَ اَلْحَقُّ وَهُوَ
الْعَلِيُّ الْكَبِيْرُ (رواه البخارئ
Apabila Allah menentukan suatu keputusan di langit, maka semua
malaikat itu memukulkan sayap-sayapnya karena tunduk pada firmanNya, yang
seolah-olah sebagai suatu bunyi-bunyian yang nyaring diatas sebuah batu yang
licin. Selanjutnya apabila telah lenyap ketakutan itu dari hati mereka,
merekapun berkata : “apakah yang diucapkan oleh tuhanmu?” jawabnya “kebenaran
dan Dia adalah Maha luhur lagi maha Besar”. (HR. Bukhori)
2.
Tafawut
(perbedaan) malaikat dengan manusia
عَنْ اِبنُ
مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صلعم رَاَى
رَسُوْلُ اللّهِ صلعم جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَلاَمُ لَهُ سِّتُمِائَةٍ
جَنَاحٍ (رواه مسلم)
Dari Ibnu Mas’ud mudah-mudahan Allah meridhoi kepada keduanya ia
berkata : telah bersabda Rasulullah Saw melihat Jibril dan ia mempunyai enam
ratus buah sayap (HR. Muslim)
3.
Malaikat
yang turun membawa wahyu
عَنْ عَائِشَاةَ رَضِيَ اللّه عَنْهَا قَالَتْ سَاَلَ حَارِثُ بْنِ
هِشَامٍ عَلَى رَسُوْلُ اللّه صلعم اَحْيَانًا يَاتِينِى مِثْلَ صَلْصَلَةِ
الْجَرَصِ وَهُوَ اَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيَفْصِمُ عَنِّى وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ
مَاقَالَ وَ اَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِيَ الْمَلَكُ رَجُلاً فَيُكَلِّمُنِى
فَاَعِى مَا يَقُوْلُ
(رواه البخارئ)
Dari Aisyah Mudah-mudahan Allah meridhoi kepadanya ia berkata
bahwasannya Harits bin Hisyam bertanya kepada Rasulullah mengenai cara wahyu
turun kepada Rasulullah. Rasulullah menjawab bahwa wahyu kadang kadang turun
bagaikan suara nyaring dari lonceng dan itulah yang terberat bagiku. Kemudian
suara itu lenyap dari pendengaranku dan aku btelah mengingat apa yang
dikatakannya (sudah hafal isinya). Tetapi kadang-kadang malaikat itu menjelma
sebagai seorang lelaki, kemudian ia berkata kepdaku dan akupun lalu ingat
(hafal) apa yang dikatakannya. (HR. Bukhori)
عَنْ
اِبْنُ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صلعم اِنَّ
رُوْحَ الْقُدُوْسِ نَفَثَ فَى رَوْعِى اَنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوْتَ حَتَّى
تَسْتَكْمِلَ رِزْقَهَا فَا تَّقُوْااللّهَ وَاَجْمِلُوْا فِى الطَّلَبِ (رواه ابن
ابى دنيا و حاكم)
Dari Ibnu Mas’ud mudah-mudahan Allah meridhoi
kepadanya ia berkata telah bersabda Rasulullah Saw sesungguhnya Ruh Kudus
membisikan dalam kalbuku bahwa seseorang itu tidak akan mati sehingga ia
memperoleh cukup dari rezeki yang ditentukan untuknya, aka dari itu takutlah
kamu semua kepada Allah dan berbuat baiklah dalam mencari rizki (jangan tamak
atau melalui jalan yang tidak halal) (HR. Abidunya dan Hakim)
4.
Peran
malaikat : menggiatkan kekuatan rohani yang ada dalam diri manusia dengan
mengilhamkan kebaikan dan kebenaran
عَنْ اَبْنُ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللّهَ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ
اللّهٍ صلعم اِنَّ لِشَّيْطَانِ لِمَّةً بِاِبْنِ اَدَمَ وَلِلْمَلَكِ لِمَّةً
فَاَمَّا لِمَّةُ الْشَّيْطَانِ فَاِيْعَادٌ بِاشَّرِّ وَتَكْذِيْبٌ بِالْحَقِّ,
وَاَمَّا لِمَّةُ الْمَلَكِ فَاِيْعَادٌ بِالْخَيْرِ وَتَصْدِيْقٌ بِالْحَقِّ
فَمَنْ وَجَدَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا فَلْيَعْلَمْ اَنَّهُ مِنَ اللّهِ وَلْيَحْمَدِ
اللّهَ وَمَنء وَجَدَ الْاُخْرَى
فَلْيَتَعَوَّدْ مِنَ الشَّيْطَانِ ثُمَّ قَرَاَ اَلشَّيْطَانُ يَعِدُكٌمُ
الْفَقْرَ وَ يَامُرُكُمْ بالْفَحْشَاءِ وَ اللّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ
وَفَضْلاً وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Dari Ibnu Mas’ud mudah-mudahan Allah meridhoi kepadanya ia berkata
telah bersabda Rasulullah Saw, sesungguhnya syetan itu dapat meggetarkan hati
(mengajak hati) anak Adam dan malaikat dapat menggerakan hati (mengajak hati)
pula. Adapun ajakan syetan ialah untuk mengulangi kejahatan dan mendustakan
kebenaran, sedangkan ajakan malaikat ialah mengulangi kebaikan dan mempercayai
kebenaran. Maka barangsiapa yang menemukan (merasa mendapatkan) sesuatu dari
ajakan malaikat, hendaklah ia mengerti bahwa yang sedemikian itu adalah dari
Karunia Allah maka hendaklah pula memuji kepada Allah itu. Tetapi barangsiapa
yang menemukan yang lainnya (yakni ajakan dari syetan), hebdaklah memohon perlindungan
kepada Allah dari godaan syetan.
5.
Doa
malaikat untuk orang-orang mukmin
مَامِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ اِلاَّ وَمَلَكَانِ
يضدْعُوَانِ يَقُوْلُ اَحَدُهُمَا اللّهُمَّ اَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا وَيَقُوْلُ
الْاَخِرُ اللّهُمَّ اَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا (رواه مسلم)
Pada setiap pagi para hamba Allah pasti disertai dua malaikat yang
berdoa. Yang satu berkata : Ya Allah berikanlah kerusakan terhadap orang yang
enggan membelanjakan hartanya (untuk bersedekah) sedang yang lainnya berkata :
YaAllah berikanlah penggantian terhadap orang yang gemar membelanjakan hartanya
untuk kebaikan. (HR. Muslim)
6.
Kehadiran
malaikat dalam shalat-shalat shubuh dan ashar setiap hari
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قَالِ قَالَ رَسُوْلُ
اللّهِ صلعم فَضْلُ صَلاَةِ الْجَمِيْعِ عَلَى صَلاضةِ الْفَذِ خَمْسٌ
وَعِشْرُوْنَ دَرَجَةً وَتَجْتَمِعُ مَلاَئِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلاَئِكَةُ
النَّهَارِ فِى صَلاَةِ الْفَجْرِ يَقُوْلُ اَبُو هُرَيْرَةَ اِقْرَاُوْا مَا
شِئْتُمْ:
" اِنَّ قُرْاَنَ
الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوْدًا "( رواه البخارئ)
Dari Abu Hurairah mudah-mudahan Allah meridhoi kepadanya ia
berkata: telah bersabda Rasulullah Saw, keutamaan shalat berjama’ah melebihi
shalat sendirian itu dengan selisih dua puluh lima derajat. Malaikat malam dan
malaikat siang itu sama berkumpul pada waktu shalat fajar (shubuh). Abu
Hurairah lalu menatakan : Bacalah sekehendakmu ayat yang artinya “ Dan dirikanlah Shalat Shubuh sesungguhnya
shalat shubuh itu disaksikan oleh malaikat” =Qs al Isra 78 (HR. Bukhori)
7.
Turunnya
malaikat diwaktu ada bacaan al-Quran
عَنْ اَبِى سَعِيْدِ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ اَنَّ
اُسَيْدَ ابْنَ حُضَيْرٍ بَيْنَمَا هُوَ فِى لَيْلَةٍ يَقْرَاُ فِى مَرْبَدِهِ
اِذْ جَالَتْ فَرَسُهُ فَقَرَأَ ثُمَّ جَالَتْ اُخْرَى فَقَرَاَ ثُمَّ جَالَتْ
اَيْضًا. قَالَ اُسَيْدٌ فَخَشِيْتُ اَنْ تَطَاءَ يَحْيَى فَقُهْتُ اِلَيْهَا
فَاِذَا مِثْلَ الظُّلَّةِ فَوْقَ رَاسِي فِيْهَا مِثَالُ السُّرُجِ عَرَجَتْ فِى
الْجَوِّ حَتّى مَااَرَاهَا (متفق عليه)
Diceritakan dari Abu Said Al-Khudri ra, bahwa Usaid bin Hudlair
pada suatu malam sedang membaca al-Quran disuatu tempat dekat kandang kudanya,
tiba-tiba kudanya itu melompat. Ia diam lalu membaca lagi dan kuda itu melompat
pula. Sekali lagi ia diam, lalu membaca lagi dan sekali lagi pula kuda itu melompat.
Usaid yang membaca al-Quran itu berkata: oleh karena kuda itu melompat-lompat
saja, maka saya takut kalau-kalau nanti mengajak kawanku yang bernama Yahya.
Kemudian saya berdiri dan mendekati tempat kuda itu. Tiba-tiba ada suatu benda
bagaikan naungan (awan) yang ada diatas kepala, didalamnya tampak bagaikan
beberapa pelita bercahaya yang terus naik keatas, sehingga saya tidak dapat
melihatnya lagi.( HR. Mutaffaq alaih)
8.
Malaikat
membawakan kabar gembira
َنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صلعم
قَالَ زَارَ رَجُلٌ اَخًا لَهُ فِى قَرْيَةٍ اُخْرَى فَاَرْصَدَ اللّهُ عَلَى
مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا فَلَمَّا اَتَى عَلَيْهِ قَالَ اَيْنَ تُرِيْدُ؟ قَالَ
اُرِيْدُ اَخًا لِيْ فِى هَذِهِ الْقَرْيَةِ قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ
نِعُمَةٍ تَرُبُّهَا قَالَ لاَ غَيْرَ اَنِّي اَحْبَبْتُهُ فِى اللّهِ عَزَّ وَ
جَلَّ قَالَ فَاِنِّي رَسُوْلُ اللَّهِ صلعم اِلَيكَ بِاَنَّ اللّهَ قَدْ اَحَبّكَ
كَمَا اَحْبَبْتَهُ فِيْهِ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah mudah-mudahan Allah meridhoi kepadanya dari Nabi
Saw ia berkata ada seorang laki-laki berziarah kepada saudaranya yang berdiam
disebuah desa yang lain. Kemudian Allah menurunkan malaikat untuk menghadangnya
di jalan. Setelah orang itu datang ditempat malaikat itu, malaikat itupun bertanya: hendak kemana engkau pergi? Orang
tadi menjawab : saya hendak pergi ke tempat saudaraku yang berdiam di desa ini.
Malaikat bertanya lagi : apakah ada
suatu kenikamatan dari saudaramu itu yang diberikan padamu yang kau anggap baik
(maksudnya: apakah engkau hendak membalas suatu jasa yang sudah diberikan
olehnya sehingga engkau terus pergi ketempatnya itu? Orang itu menjawab tidak,
hanya sebab saya mencintainya karena mnegharapkan keridhoan Allah Azza wa
jalla. Malaikat itu lalu berkata : sesungguhnya akau adalah utusan Allah untuk
menemuimu guna menyampaikan bahwa sesungguhnya Allah itu mencintaimu
sebagaimana engkau mencintai saudaramu itu. (HR. Muslim)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Malaikat adalah suatu alam yang halus, termasuk hal-hal yang ghaib
tidak dapat dicapai oleh panca indera. Malaikat itu diciptakan dari cahaya
sebagaimana Allah menciptakan manusia dari tanah liat, juga sebagaimana
menciptakan jin dari api. Tempat kediaman malaikat itu ada dilangit tetapi
mereka itu dapat pula turun dari langit itu dengan perintah Allah SWT. Perbedaan
dengan manusia adalah manusia lebih utama dan lebih mulia dari malaikat
sebagaimana yang nyata tentang kelemahan malaikat itu untuk menjawab berbagai
pertanyaan yang dikemukakan oleh Allah kepada mereka tentan nama-nama benda
yang tertentu. Juga karena ketaatan yangdiberikan oleh malaikat itu adalah
suatu hal yang secara otomatis (dengan sendirinya), juga mereka meninggalkan
kemaksiatan itupun tidak perlu dengan menekan jiwa atau diusahakan dengan
sesungguh-sungguhnya.
Mengenai hadits-hadits yang berkaitan dengan malaika, ada beberapa
hadits yang kami temukan yakni yang berkenaan dengan tabiat malaikat yang
senantiasa patuh, perbedaan malaikat dengan manusia, malaikat yang turun
membawa wahyu, peran malaikat (menggiatkan rohani yang ada dalam diri manusia),
doa malaikat untuk orang mukmin, turunnya malaikat ketika ada bacaan al-Quran,
dan malaikat membawa kabar gembira.
B.
Saran
Bagi pembaca, hendaknya melakukan penelaahan
dan pengkajian terhadap al-Hadits karena al-Hadits merupakan suatu pedoman bagi
umat manusia terutama umat Islam maka mempelajari mengenai hadits-hadaits pun
menjadi sesuatu yang sangat penting.
Bagi pegiat kajian al-Hadits, tak
boleh ada kata menyerah untuk menyelami lautan ilmu yang terkandung dalam
al-Hadits. Semakin ia diselami, maka berlian dunia-akhirat dipastikan akan
didapatkan.
Post a Comment