Sejarah Perkembangan Islam di Eropa
(711M-1492M)
Ketika
Islam mulai memasuki masa kemunduran di daerah semenanjung Arab, bangsa-bangsa
Eropa justru mulai bangkit dari tidurnya yang panjang, yang kemudian banyak
dikenal dengan Renaissance. Kebangkitan tersebut bukan saja dalam bidang
politik, dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dan
bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Harus diakui, bahwa justru dalam bidang ilmu dan teknologi itulah
yang mendukung keberhasilan negara-negara baru Eropa. Kemajuan-kemajuan Eropa
tidak dapat dipisahkan dari peran Islam saat menguasai Spanyol.
Dari
Spanyol Islam itulah Eropa banyak menimba ilmu pengetahuan. Ketika Islam
mencapai masa keemasannya, kota Cordoba dan Granada di Spanyol merupakan
pusat-pusat peradaban Islam yang sangat penting saat itu dan dianggap menyaingi
Baghdad di timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen, Katolik maupun Yahudi
dari berbagai wilayah dan negara banyak belajar diperguruan-perguruan tinggi
Islam disana. Islam menjadi guru bagi orang Eropa, disini pula mereka dapat
hidup dengan aman penuh dengan kedamaian dan toleransi yang tinggi, kebebasan
untuk berimajinasi dan adanya ruang yang luas untuk mengekspresikan jiwa-jiwa
seni dan sastra.
Penduduk
keturunan Spanyol dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu : pertama,
kelompok yang telah memeluk Islam; kedua, kelompok yang tetap pada keyakinannya
tetapi meniru adat dan kebiasaan bangsa Arab, baik dalam bertingkah laku maupun
bertutur kata,mereka kemudian dikenal dengan sebutan Musta’ribah, dan ketiga,
kelompok yang tetap berpegang teguh pada agamanya semula dan warisan budaya
nenek moyangnya. Tidak sedikit dari mereka yang non muslim, menjadi pejabat
sipil maupun militer, didalam kekuasaan Islam Spanyol. Mereka pun mendapat
keleluasaan dalam menjalankan ibadah mereka tanpa diganggu atau mendapat
rintangan dari penguasa muslim saat itu, sesuatu yang tidak pernah terjadi
sebelumnya saat penguasa Kristen memerintah Spanyol.
A. Masuknya
Islam ke Eropa
Dalam sejarah ilmu pengetahuan
dan peradaban Islam, tanah Spanyol lebih
banyak dikenal dengan nama Andalusia, yang diambil dari sebutan tanah
Semenanjung Liberia. Julukan Andalusia ini berasal dari kata Vandalusia, yang
artinya negeri bangsa Vandal, karena bagian selatan semenanjung ini pernah
dikuasai oleh bangsa Vandal sebelum mereka dikalahkan oleh bangsa Gothia Barat
pada abad V. Daerah ini dikuasai oleh Islam setelah penguasa Bani Umayyah
merebut tanah semenanjung ini dari bangsa Gothia Barat pada masa Khalifah
Al-Walid ibn Abdul Malik.
Islam masuk ke Spanyol (Cordoba)
pada tahun 93H (711M) melalui jalur Afrika Utara dibawah pimpinan Tariq bin
Ziyad yang memimpin angkatan perang Islam untuk membuka Andalusia. Sebelum
penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya
sebagai salah satu provinsi dari Dinasti Bani Umayyah. Penguasaan sepenuhnya
atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705M).
Khalifah Abdul Malik mengangkat Hasan ibn Nu’man al-Ghasani menjadi gubernur di
daerah itu. Pada masa Khalifah Al-Walid,Hasan ibn Nu’man sudah digantikan oleh
Musa ibn Nushair. Di zaman al-walid itu, musa bin Nushair memperluas wilayah
kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Penaklukan atas wilayahAfrika
Utara itu dari pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu provinsi dari
Khalifah Bani Umayyah memakan waktu selam 53 tahun,yaitu mulai tahun 30 H (
masa pemerintahan Muawiyah ibn Sufyan) sampai tahun 83 H (masa Al-Walid)
sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam,dikawasan ini terdapat
kantung-kantung yang menjadi basis
kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gotik.
Dalam proses penaklukan Spanyol
terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan
pasukan kesana. Mereka adalah Tharif Ibn malik, Thariq bin Ziyad,dan musa bin
Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyebrangi
selat yang berada diantara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan
perang lima ratus orang diantaranya adalah tentara berkuda,mereka menaiki empat
buah kapal yang disediakan oleh Julian. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara
membawa harta rampasan perang yang tidak sedkiti jumlahnya. Didorong oleh
keberhasilan Tharif ibn malik dan kemelut yang terjadi dakam tubuh kerajaan
Visigothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar
untuk memperoleh harta rampasan perang. Musa bin Nushair pada tahun 711 M
mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang dibawah pimpinan Thariq bin
Ziyad.
Thariq bin Ziyad lebih banyak
dikenal sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih besar dan hasilnya
lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung
oleh Musa bin Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah
Al-Walid. Pasukan itu kemudian menyebrangi selat dibawah pimpinan Thariq bin
Ziyad. Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan
menyiapkan pasukannya, dikenal dengan
nama Gibraltar (jabal Thariq). Dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah
pintu secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam pertempuaran di Bakkah,Raja
Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq dan pasukannya menaklukan kota-kota
penting seperti Cordova,Granada,dan Toledo (ibu kota kerajaan Goth saat itu.
Sebelum menaklukan kota Toledo, Thariq meminta tambahan pasukan kepada Musa ibn
Nushair di Afrika Utara. Lalu dikirimlah 5000 personil, sehingga jumlah pasukan
Thariq 12000 orang. Jumlah ini tidak sebanding dengan pasukan Gothic yang
berjumlah 25000 orang.
Kemengan pertama yang dicapai
oleh Thariq bin Ziyad membuka jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas
lagi. Musa bin Nushair pun melibatkan diri untuk membantu perjuangan Thariq.
Selanjutnya,keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol,
termasuk bagian utaranya mulai dari Saragosa sampai Navarre. Gelombang
perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin
Abdul Aziz tahun 99H/717 M, dengan sasarannya menguasai daerah sekitar
pegunungan Pyrenia dan Perancis Selatan. Gelombang kedua terbesar dari
penyerbuan kaum muslimin yang geraknya dimulai pada permulaan abad ke8 M ini,
telah menjangkau seluruh Spanyol dan melebar jauh ke Prancis Tengah dan
bagian-bagian penting dari Italia.
Kemenangan-kemenanggan yang dicapai
umat Islam nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya
faktor eksternal dan internal. Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah
suatu kondisi yang terdapat didalam negeri Spanyol sendiri, pada masa
penaklukan Spanyol oleh orang orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi
negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Secara politik, wilayah Spanyol
terkoyak-koyak dan terbagi-bagi kedalam beberapa negara kecil. Bersamaan dengan
itu,penguasa agama lain, Yahudi penganut agama Yahudi yang merupakan bagian
terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama Kristen. Yang
tidak bersedia disiksa dan dibunuh secara brutal. Rakyat dibagi-bagi kedalam
sistem kelas, sehingga keadaannya diliputi oleh kemelaratan,ketertindasan, dan
ketiadaan persamaan hak. Didalam situasi seperti itu, kaum tertindas menanti
kedatangan juru pembebas dan juru pembebasnya mereka temukan dari orang Islam.
Berkenaan dengan itu, Ameer Ali seperti dikutip oleh Imamuddin mengatakan,
ketika Afrika (timur dan barat) menikmati kenyamanan dalam segi
material,kebersamaan,keadilan,dan kesejahteraan tetangganya di jazirah Spanyol
berada dalam keadaan menyedihkan di bawah kekuasaan tangan resi penguasa yang
keji,koloni-kononi Yahudi yang penting menjadi tempat-tempat perlawanan dan
pemberontakan. Perpecahan dalam negeri Spanyol ini banyak membantu keberhasilan
campur tangan Islam di tahun 711M. Perpecahan itu amat banyak coraknya dan
sudah ada jauh sebelum kerajaan Gothic berdiri.
Perpecahan politik memperburuk keadaan
ekonomi masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol,ekonomi masyarakat dalam
keadaan lumpuh. Padahal, sewaktu Spanyol berada di bawah pemerintahan
Romawi,berkat kesuburan tanahnya, pertanian maju pesat. Demikian juga
pertambangan,industri dan perdagangan karena didukung oleh sarana transfortasi
yang baik. Akan tetapi, setelah Spanyol berada di bawah kekuasaan kerajaan
Goth,perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun. Hektaran tanah
dibiarkan terlantar tanpa digarap,beberapa pabrik di tutup, dan antara salah
satu daerah dengan daerah lain sulit
dilalui akibat jalan-jalan tidak mendapat perawatan.
Buruknya kondisi sosial,ekonomi
dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang
kacau,kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth
terakhir yang dikalahkan Islam. Awal kehancuran kerajaan Goth adalah ketika
Raja Roderick memindahkan ibu kota negaranya dari Seville ke Toledo, sementara
Witiza yang saat itu menjadi penguasa atas wilayah Toledo,diberhentikan begitu
saja. Keadaan ini memancing amarah dari Oppas dan Achila,kakak dan anak Witiza.
Keduanya kemudian bangkit menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan Roderick.
Mereka pergi ke Afrika Utara dan bergabung dengan kaum muslimin. Sementara
itu,terjadi pula konflik antara Roderick dengan ratu Julian, mantan penguasa
wilayah Septah. Julian juga bergabung dengan kaum muslimin di Afrika Utara dan
mendukung usaha umat Islam untuk menguasai Spanyol. Julian bahkan memberikan
pinjaman empat buah kapal yang dipakai oleh Tharif,Tariq,dan Musa.
Hal menguntungkan tentara Islam
lainnya adalah tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas
tidak lagi mempunyai semangat perang. Selain itu,orang Yahudi yang selama ini
tertekan juga mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan
kaum muslimin. Adapun yang dimaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi
yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh pejuang dan para prajurit Islam
yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol khususnya. Para pemimpin adalah
tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak ,bersatu dan penuh percaya diri.
Mereka pun cakap,berani, dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan. Yang tak
kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukan para tentara Islam,yaitu
toleransi,persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan
persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk
Spanyol menyambut kehadiran Islam disana.
Post a Comment