CIRI CIRI WANITA PENGHUNI SURGA
Gambaran Kenikmatan di Surga
وَ الْسَّا بِقُوْنَ الْسّابِقُونََ
اُوْلَئِكَ الْمُقَرَّبُوْنََ فِي جَنّاتِ الْنَّعِيْمَِ ثُلَّةٌ مِّنَ الْاَوَّلِيْنََ
وَ قَلِيْلٌ مِّنَ الاَخِرِيْنََ عَلَي سُرُرٍ مَّوْضُوْنَةٍَ مُّتَّكِئِيْنَ
عَلَيْهَا مُتَقَابِلِيْنََ يَطُوْفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانُ مُّخَلَّدُوْنََ
بِاَكْوَابٍ وَّ اَبَارِيْقَ وَ كَأْسٍ مِّنْ مَّعِيْنٍَ لاَّ يُصَدَّعُوْنَ
عَنْهَا وَ لاَ يُنْزِفُوْنََ وَفَاكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُوْنََ وَلَحْمِ
طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُوْنََ <الوقعة 21-10>
“Dan orang-orang yang
paling dahulu beriman, merekalah yang paling dahulu (masuk surga),mereka itulah
orang yang didekatakan (kepada Allah), berada dalam surga kenikmatan,
segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan kecil dari
orang-orang yang kemudian, mereka berada diatas dipan yang bertahtakan emas dan
permata, seraya bertelekan diatasnya berhadap-hadapan, mereka dikelilingi oleh
anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas,cerek dan sloki (piala)
berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening
karenanya dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan
daging burung dari apa yang mereka inginkan.”
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ عَنِ
النَّبِيِّ ص قَالَ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يَنْعَمُ لاَ يَبْاَسُ لاَ تَبْلَي
ثِيَابُهُ وَلاَ يَفْنَي شَبَابُهُ
“Dari Abi Hurairoh RA
ia berkata dari Nabi SAW beliau bersabda orang yang masuk surga selalu dalam
kenikmatan tanpa ada kesedihan, pakaiannya tidak pernah kusut dan tetap muda.”<HR
Muslim>
1. Bertaqwa kepada Allah SWT
لَكِنِ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ جَنّتٌ تَجْرِيْ مِنْ
تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِيْنَ فِيْهَا نُزُلاً مِّنْ عِنْدِ اللّهِ وَ مَا
عِنْدَ اللّهِ خَيْرٌ لِلأَبْرَارِ
<ال عمران
198>
“Tetapi orang-orang
yang bertaqwa kepada tuhannya, mereka akan mendapat surga-surga yang mengalir
dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya sebagai karunia dari Allah.
Dan apa yang disisi Allah lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa.”
2.
Ihsan dalam perbuatan nya
الْاِحْسَانُ
هُوَ اَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَاَنَكَ تَرَهُ فَاءِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَهُ فَاءِ نَهُ
يَرَاكَ
Ihsan adalah Hendaklah engkau beribadah kepada
Allah seakan-akan engkau melihatNya,kalaupun engkau tidak melihatNya,maka Dia
melihatmu.
*penggalan
dari sebuah hadits panjang yang diriwayatkan oleh Muslim dari Sahabat Umar bin
Khatthab
3. Ikhlas dalam beribadah
اِلاَّ
الَّذِيْنَ تَابُوْا وَاَصْلَحُوْا وَاعْتَصَمُوْا بِاللّهِ وَ اَخْلَصُوْا
دِيْنَهُمْ لِلّهِ فَاُوْلَئِكَ مَعَ الْمُوْمِنِيْنَ وَ سَوْفَ يُوْتِ اللّهُ
الْمُوْمِنِيْنَ اَجْرًا عَظِيْمًا< النّساء 146>
“Kecuali
orang-orang yang bertobat dan memperbaiki diri dan berpegang teguh pada agama
Allah dan dengan tulus ikhlas (menjalankan) agama mereka karena Allah. Maka
mareka itu bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan
pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman.”
4. Gemar membaca Al-Quran
(mempelajarinya)
وَ اِذَا
قَرَأْتَ الْقُرْأَنَ جَعَلْنَا بَيْنَكَ وَ بَيْنَ الَّذِيْنَ لاَ يُؤْمِنُوْنَ
بِالأَخِرَةِ حِجَابًا مَّسْتُوْرًا <الاسراء 45>
“
Dan apabila engkau membaca Al-Quran,kami adakan suatu dinding yang tidak
terlihat antara engkau dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan
akhirat.”
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قَالَ خَرَجَ
رَسُوْلُ اللّهِ ص وَ نَحْنُ فِيْ الضُّفَّةِ فَقَالَ اَيُّكُمْ يُحِبُّ اَنْ
يُغْدَوَ كُلَّ يَوْمٍ اِلَي بُطْحَانَ اَوْ اِلَي الْعَقِيْقِ فَيَاتِي مِنْهُ
بِنَاقَتَيْنِ كَوْمَ وَيْنِ فِي غَيْرِ اِثْمِ وَ لاَقَطْعِ رَحِمِ ؟ فَقُلنَا
يَا رَسُولُ اللّهُ كُلُنَا يُحِبُّ ذَالِكَ قَالَ اَفَلاَ يَغْدُوْ اَحَدُ كُمْ
اِلَي مَسْجِدِ فَيَعْلَمُ اَوْ يَقْرَأَ اَيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللّهِ خَيْرٌ
لَهُ مِنْ نَا قَتَيْنِ وَ ثَلاَثُ خَيْرُ لَهُ مِنْ ثَلاَثٍ وَ اَرْبَعٌ خَيْرٌ
لَهُ مِنْ اَرْبَعٍ وَ مِنْ اَعْدَادِ هِنَّ مِنَ الاِبِل
“Diriwayatkan dari Uqbah bin
Amir mudah-mudahan Allah meridhoi kepadanya dia berkata: suatu ketika
Rasulullah SAW keluar ketika kami berada di samping ruangsamping mesjid,lalu
beliau bertanya siapa diantara kalian yang ingin pergi setiap hari ke Buthan
membawa dua ekor unta yang gemuk tanpa dosa dan tanpa memutus silaturahim? Kami
menjawab kami semua menyulai itu,Rasulullah bersabda pergilah ke mesjid lalu
pelajarilah dua ayat dari Al-Quran maka itu lebih bernilai dari dua ekor
unta,tiga ayat lebih bernilai dari tiga ekor unta,empat ayat lebih bernilai
dari empat ekor unta dan begitu seterusnya.”< HR Muslim>
5. Menghidupkan amar ma’ruf
nahi munkar
وَلْتَكُنْ
مِّنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُوْنَ إِلَي الْخَيْرِ وَ يَأْ مُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ
وَ يَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَ أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ <ال عمران
104>
“Dan
hendaklah diantara kalian ada segolongan orang yang menyeru kepada kebaikan,
menyuruh (berbuat)yang makruf, dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung.”
6. Menyambung tali silaturahmi
عَنْ اَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قَالَ اَنَّ رَسُوْلُ اللّهِ ص قَالَ مَنْ
أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ وَ أَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِيْ أَثَرِهِ
فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Dari
Abu Hurairoh mudah-mudahan Allah meridhoi kepadanya bahwasannya Rasulullah SAW
telah bersabda : Barang siapa yang ingin diluaskan rizkinya dan dipanjangkan
umurnya maka sambungkanlah tali silaturahim” <HR Bukhori>
7. Berinfak baik dalam
keadaan lapang ataupun sempit
مَثَلُ
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ أَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ
أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ وَ اللّهُ
يُضَاعَفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَ اللّهُ وَا سِعُ عَلِيْمُ <البقرة 261>
“Perumpamaan
orang yang menginfakan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang
menumbuhkan tujuh tangkai,pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah
melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah maha luas maha
mengetahui.”
8. Adil dalam segara perkara
يَأَ يُّهَا
الَّذِيْنَ ءَا مَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّمِيْنَ للّهِ شُهَدَاءَ بِا لْقِسْطِ وَ
لاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَءَانُ قَوْمٍ عَلَي أَلاَّ تَعْدِلُوْا اُعْدِلُوْا هُوَ
أَقْرَبُ لِلتَقْوَئ وَ اتَّقُوا اللّهَ أِنَّ اللّهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
<الما ئدة 8>
“
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena
Allah,(ketika)menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap
suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena
adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah sungguh Allah
maha teliti apa yang kamu kerjakan.”
9. Menjaga lisannya
عَنْ عَبْدُ
اللّهِ بْنِ عَمْرِ بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ
رَسُوْلُ اللّهِ ص : أَيُّ الْمُسْلِمِيْنَ خَيْرٌ؟ قَالَ : مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَ
يَدِهِ
“Dari
Abdullah bin Amr bin Ash mudah-mudahan Allah meridoi kepada keduanya,
sesungguhnya telah bertanya seorang laki-laki kepada Rasulullah SAW:
bagaimanakah seorang muslim yang baik itu? Maka Rasulullah menjawab :Yaitu
orang yang lisan dan tangannya tidak menyakiti muslim lainnya.”<HR
Muslim>
10. Berbakti kepada orangtua
وَوَ صَّيْنَا
الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا حَمَلَتْهُ اُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ
كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُوْنَ شَهْرًا حَتَّي اِذَا بَلَغَ
اَشُدَّهُ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةً قَالَ رَبِّ اَوْ زِعْنِيْ اَنْ اَشْكُرَ
نِعْمَتَكَ الَّتِيْ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَ عَلَي وَالِدَيَّ وَ اَنْ اَعْمَلَ
صَالِحًا تَرْضَاهُ وَ اَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَتِيْ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَ
اِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمُوْنَ <الا حقاف 15>
“Dan kami perintahkan
kepada manusia agar berbuat baik kepada orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya
dengan susah payah,dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung
sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu)
telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa, “Ya tuhanku
berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat Mu yang telah engkau
limpahkan kepada ku dan kepada kedua orangtuaku, dan agar aku dapat berbuat
kebajikan yang Engkau ridhoi dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai
kepada anak cucuku,sungguh aku bertobat kepada Engkau,dan sungguh aku termasuk
orang muslim.”
عَنْ عَبْدُ
اللّهِ ابْنِ اَمْرٍ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ ص رِضَي
اللّهِ فِي رِضَي الْوَالِدَيْنِ وَ سَخَطُ اللّهِ فِي سَخَطِ الْوَالِدَيْنِ
“
Dari Abdullah bin Amr bin Ash mudah-mudahan Allah meridhoi kepadanya ia
berkata: telah bersabda Rasulullah SAW : Keridhoan Allah itu tergantung kepada
keridhoan orang tua dan kemurkaan Allah itu tergantung kepada kemurkaan orang
tua.” <HR Tirmidzi dan di shahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim>
Post a Comment